Meski demikian, Banksy dianggap telah 'melacurkan' identitas dan prinsip para seniman jalanan yang menolak adanya kapitalisme, khususnya di dunia seni.
Di luar polemik tersebut, Banksy telah menginspirasi munculnya seni jalanan sebagai medium ekspresi publik dalam menyikapi kondisi sosial dan politik di sekitar mereka.
Karya seni jalanan yang berupa mural, stensil, dan grafiti acap kali digunakan sebagai media kritik serta perlawanan, terutama kaum marjinal yang merasa suara dan aspirasinya tak didengarkan.
Seni jalanan yang dipengaruhi Banksy, menjadi salah media propaganda pada revolusi Mesir pada 2011 lalu. Tren itu terus berlanjut di Libya dan Suriah.
Banksy pernah mengklaim, karya seni jalanan sebagai bentuk 'balas dendam' kelas bawah, atau perang gerilya yang memungkinkan publik untuk merebut kekuasaan, wilayah, dan kemenangan dari musuh yang lebih kuat (penguasa). Selama ini, ia juga telah dipakai untuk memulai revolusi serta menghentikan konflik dan perang di berbagai negara.
Bisa jadi para seniman jalanan pencipta mural bertajuk "404: Not Found", yang menggambarkan sosok mirip Presiden Jokowi juga terinspirasi oleh Banksy.
Reputasi Banksy sebagai 'nabi' bagi para seniman jalanan, memberikan pengaruh yang sangat besar, tidak hanya bagi para seniman jalanan, tetapi juga bagi publik, aparat, serta pejabat yang saat ini duduk nyaman di kursinya masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H