Meriam-Webster menyebut sapioseksual sebagai istilah yang berarti "ketertarikan secara seksual kepada orang yang sangat cerdas".
Sapioseksual pertama kali mencuri atensi publik pada tahun 2014 lalu, kala layanan kencan daring OKCupid menambah jenis orientasi seksual sapioseksual yang dapat diidentifikasi oleh para penggunanya.
Istilah itu pernah viral usai sekitar 9.000 pengguna OKCupid mengidentifikasi diri sebagai sapioseksual. Akan tetapi, setelah mendapat banyak reaksi negatif, mereka akhirnya menghapus "sapioseksual" dari kategori identitas seksual pada 2019 lalu.
Pemakaian istilah itu sejatinya telah ada sejak tahun 2002 pada sebuah unggahan dalam blog Livejournal yang ditulis oleh seorang pengguna bernama Wolfieboy.
Individu yang digilai para sapioseksual biasanya memiliki pola pemikiran yang tajam, rasa ingin tahu yang tinggi, dan cenderung lugas saat berpendapat.
Sapioseksualitas juga bisa dijumpai pada hubungan pertemanan kasual. Misalnya, Anda lebih suka berteman dengan orang-orang pintar karena Anda bisa berdiskusi terkait isu-isu seputar politik.
Menurut penulis AS, Diana Raab, Ph.D., dalam artikelnya di Psychology Today, orang yang mendaku diri sapioseksual percaya bahwa otak manusia termasuk organ seksual terbesar.
Mereka merasa bergairah serta antusias kepada lawan bicara yang memiliki rasa keingintahuan yang amat tinggi, berpikir tajam, serta terbuka akan hal-hal baru.
Ibarat "foreplay" pada hubungan badan, percakapan berbau filsafat, politik, atau psikologi mampu membuat sapioseksual "terangsang". Namun, tidak selamanya hal itu menjurus pada seksualitas.
Hal itu sejalan dengan hasil studi terbaru yang dirilis di laman jurnal Science yang menemukan bahwa sebagian besar orang menginginkan seorang pasangan cerdas, tapi hanya sebagian kecil yang mengaku bahwa mereka secara khusus terangsang oleh kecerdasan.