Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Tarian Bidak Catur Judit Polgar, The Real Queen's Gambit

28 Maret 2021   13:15 Diperbarui: 28 Maret 2021   18:05 2508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seirama dengan Beth, yang sudah jenius sejak belia. Pada usia 5 tahun, Judit telah membuktikan kejeniusannya ketika dia mampu mengalahkan pecatur hebat lain tanpa harus melihat ke arah papan!

Judit dikenal mempunyai kekuatan dalam permainan posisi, taktik, dan agresif. Dia juga terkenal dengan permainannya yang cepat bak 'kilat'. Tidak peduli siapa saja lawannya akan dia sikat.

Dia menjadi populer karena langkah dan serangan agresif. Dia berkontribusi pada variasi opening King's Bishop's Gambit. Judit gemar mengadopsi Sicilian Defence dan King India Defence kala bermain.

Sang ratu catur memutuskan pensiun dari dunia catur pada 13 Agustus 2014, lantas ditunjuk menjadi pelatih kepala timnas catur putra Hungaria setahum berselang.

Judit meyakini, catur juga bisa berperan penting dalam pendidikan anak. Dalam lima tahun terakhir, ia mengembangkan buku dan program pelatihan untuk anak-anak prasekolah dan sekolah dasar.

Melalui catur mereka bisa mempelajari keterampilan bagi 'kehidupan', seperti mengasah kreativitas, logika, tanggung jawab, serta matematika dan membaca. "Kami tidak membuat perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan," ujarnya.

Atas kisah inspiratif dan kesuksesnya di dunia catur, pada 2016, dia ditunjuk jadi duta program PBB yang mempromosikan kesetaraan gender.

Melawan Seksisme

"Saya memiliki perasaan deja-vu ketika menonton serial ini," kata Judit kepada DW, usai menonton gestur realistis Beth dalam film The Queen's Gambit.

Sayangnya, menurut Judit, film tersebut tidak cukup menyinggung bagian gelap seorang wanita di dunia catur. Para pria selalu memperlakukan Beth yang tengah naik daun dengan rasa hormat dan tanpa slogan seksis.

"Dalam kehidupan nyata, lebih sulit bagi wanita untuk berprestasi dalam lingkungan seperti itu," jelasnya.

Baik Beth maupun Judit, memang hidup pada masa yang nyaris sama, yakni pada era yang lekat dengan isu seksisme. Kala itu catur identik dengan maskulinitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun