Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Cina "Perangi" Nike dan H&M, Benarkah Ada Praktik Kerja Paksa Muslim Uighur?

27 Maret 2021   06:22 Diperbarui: 27 Maret 2021   06:34 3110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu ladang kapas di Xinjiang. | BBC.com

Dugaan makin menguat ketika peneliti independen mengklaim, banyak orang yang tampak mengenakan baju seragam berwarna senada, lantas berjalan dalam barisan di antara bangunan tersebut

Cina telah berulang kali menepis kabar negatif terkait kamp-kamp yang dihuni oleh suku minoritas di Xinjiang. Mereka mengklaim bahwa area itu merupakan lokasi 'pendidikan ulang' (re-edukasi).

Adapun sejumlah pabrik teksil di Xinjiang tersebut, menurut klaim mereka, adalah bagian dari 'program besar pengentasan kemiskinan' yang diikuti secara sukarela alias tanpa paksaan.

Bangunan pabrik yang berdampingan langsung dengan bangunan kamp re-edukasi di Xinjiang. | BBC.com
Bangunan pabrik yang berdampingan langsung dengan bangunan kamp re-edukasi di Xinjiang. | BBC.com
Namun, beberapa hasil investigasi BBC mengungkap hal berbeda. Setiap tahun sekitar setengah juta buruh dari kaum minoritas diduga telah digiring dengan paksa untuk memanen tanaman kapas.

Dokumen yang dianggap bukti baru itu adalah kompilasi surat-surat kebijakan pemerintah yang ditemukan di internet dan sumber berita media milik otoritas internal Negeri Panda.

Penemuan itu memaparkan pada tahun 2018, pemerintah kota Aksu dan Hotan telah mengirim 210 ribu pemetik kapas lewat skema transfer tenaga kerja untuk organisasi paramiliter negara, Xinjiang Construction and Production Corps.

Sejatinya keberadaan kamp re-edukasi di wilayah Xinjiang dengan sendirinya telah menguatkan adanya praktik kerja paksa.

Mari sejenak kita mengulas fakta sejarah terkait eksistensi dan fungsi kamp-kamp konsentrasi, atau yang oleh Cina disebut dengan kamp "re-edukasi", di beberapa negara di dunia.

Keberadaan kamp konsentrasi bukanlah hal yang baru dalam peradaban manusia. Kamp itu erat kaitannya dengan praktik pelanggaran HAM, mulai dari pelecehan, dehumanisasi, pemerkosaan, sterilisasi, penyiksaan, pembunuhan, hingga ritual genosida. Termasuk pula kerja paksa.

Kamp konsentrasi Auschwitz di wilayah Oswiecim, Polandia, menjadi saksi bisu kekejaman Adolf Hitler. Kamp Saydnaya menjadi bangunan penanda kebiadaban rezim Basar Al-Assad di Suriah.

Ada pula kamp konsentrasi di Myanmar yang digunakan sebagai tahanan untuk melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun