Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Petani Jadi Miliarder, Warga Sekampung di Tuban Kaya Mendadak

17 Februari 2021   19:26 Diperbarui: 17 Februari 2021   19:30 2038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capture video viral warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, beli mobil ramai-ramai dari hasil ganti untung lahan sawah yang dibeli oleh Pertamina. | Tribunnews.com

#Analisis Penilai (Appraiser)
Berdasarkan laporan Kompas, Pertamina menghargai bidang sawah petani Tuban Rp600.000 hingga Rp800.000 per meter. Angka yang jauh lebih tinggi dari harga tanah pada umumnya di daerah tersebut. Untuk lebih jelasnya begini analisis saya.

Pada periode tahun 2016-2019, sebagai seorang penilai (appraiser), saya pernah beberapa kali melakukan survei penilaian (appraisal) di wilayah Tuban. Salah satu titik yang pernah saya survei kebetulan terletak cukup dekat dengan area kilang minyak di Desa Sumurgeneng.

Untuk lahan kering atau bukan sawah di samping kiri-kanan jalan pantai utara di wilayah tersebut, berdasarkan data yang dulu saya dapatkan, dihargai mulai dari Rp500 ribu hingga Rp1 juta. Sampai saat ini pun harga masih berada di kisaran itu. Jikapun berubah, tidak terlalu signifikan.

Banyak faktor yang bisa mempengaruhi harga tanah di suatu wilayah, mulai dari jenis hak kepemilikan, bentuk, kontur, luas, hingga letak lahan. Biasanya, untuk nominal di kisaran angka tersebut adalah lahan berupa tanah kering. Bukan lahan berupa sawah seperti yang diakuisisi oleh Pertamina dari warga Tuban.

Normalnya, harga tanah yang terletak di sepanjang jalan pantai utara lebih tinggi jika dibanding area di luar zona tersebut. Tipikal tanah di wilayah itu didominasi oleh tanah berkapur yang berharga lebih rendah dibanding lahan tanah liat.

Oleh karena itulah, pemakaian aforisme "ketiban ndaru" agaknya sangat sesuai. Pasalnya, apabila menggunakan logika penilaian, nominal sebasar Rp800 ribu untuk sawah termasuk sangat mahal.

Lokasi kilang minyak Pertamina di Desa Sumurgeneng, Jenu, Tuban. | Capture dari Google Maps
Lokasi kilang minyak Pertamina di Desa Sumurgeneng, Jenu, Tuban. | Capture dari Google Maps
Terlebih lagi, menurut penulusuran saya memakai GoogleMaps, letak sawah warga yang ditebus Pertamina berada di dekat sepanjang garis pantai, bukan terletak di tepi jalan pantura (Jalan Daendels).

Selama beberapa tahun berkarier sebagai appraiser independen, saya jarang sekali menilai sawah setinggi itu. Tanah sawah dan tambak menempati peringkat paling buncit untuk tanah yang bisa diagunkan atau memiliki nilai ekonomis yang layak.

Harga itu tentu menguntungkan petani dan saya turut merasa senang. Terlebih lagi, sebagai petani, mereka akan cukup kesulitan meningkatkan taraf hidup dari hasil pertanian. Pembebasan lahan oleh Pertamina merupakan berkah tersendiri untuk warga setempat yang didominasi oleh kalangan petani dan wong cilik.

Sebagai ganti lahan sawah mereka yang telah diakuisisi, kiranya saat ini mereka dapat merintis usaha baru di luar bidang pertanian. Dengan modal uang miliaran rupiah, menjadi pengusaha tentu bukan perkara yang terlalu sulit.

Dengan begitu, maka mereka diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi warga setempat. Semoga saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun