Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Survival of the Laziest", Bertahan Hidup dengan Menjadi Pemalas

10 Januari 2021   09:08 Diperbarui: 10 Januari 2021   14:08 2224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengisi waktu bermalas-malasan di rumah dengan menonton televisi| Sumber: Thinkstockphotos via Kompas.com

Akibat rasa malas yang terlalu tinggi dan keinginan berlebih untuk rebahan pula, saya dapat memproduksi lebih dari 100 artikel bagi Kompasiana sejak pandemi Covid-19 melanda, bahkan sampai detik ini. Mendapatkan label "Artikel Utama", bagi saya, sudah cukup untuk mengurai stres sebagai susbtitusi liburan.

Dan, lagi-lagi, atas jasa kemalasan yang membabi-buta pula, saya tidak berisiko menularkan penyakit atau menjadi agen penyebaran virus korona pada ekosistem yang saya tinggali selama ini.

Menjadi pemalas merupakan mekanisme "sederhana" saya untuk tetap bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19.

Rasa malas saya tidak merugikan orang lain. Pun tidak membebani negara. Justru beberapa dari mereka yang kini tengah terbaring lemah dalam ruang perawatan dengan ventilator menempel di hidung adalah manusia yang terlampau "rajin" dalam menjalani kehidupan.

Mereka yang enggan mematuhi protokol kesehatan yang kini tengah membebani anggaran dan peradaban. Kemampuan mereka dalam beradaptasi bahkan tidak lebih baik dibanding spesies Neanderthal.

Justru organisme yang terlampau "rajin" untuk keluar rumah meski aktivitas yang dilakukan tak terlalu penting, yang kini menjadi ancaman paling berbahaya bagi peradaban umat manusia.

Biarkan rasa malas itu bersatu dengan jiwa dan ragamu untuk kali ini saja atau setidaknya selama pandemi virus korona masih melanda. Bersikaplah seolah-olah dirimu spesies Neanderthal yang sedang berhibernasi di dalam goa-goa batu.

Ilustrasi Neanderthal yang tinggal di dalam goa. | Credit: Shutterstock/Gorodonkoff Dailymail.co.uk
Ilustrasi Neanderthal yang tinggal di dalam goa. | Credit: Shutterstock/Gorodonkoff Dailymail.co.uk
Cukup diam dan rebahan saja di rumah! Kamu tidak perlu cemas karena rebahan tidak akan membuat wujudmu berubah menjadi sosok Neanderthal sungguhan, apalagi sebangsa keong-keongan.

Sebagai seorang pemalas, saya bangga! Kalau memang dirimu itu tidak sanggup melakukan apa-apa untuk membantu meredam pandemi Covid-19, setidaknya jadilah pemalas mulai saat ini juga!

Ya, jadilah pemalas detik ini juga!

Catatan: artikel ini tidak berlaku untuk mereka yang berada di garda depan dan mereka yang terpaksa harus berjibaku di jalanan untuk bertahan hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun