Meski terkesan jorok, ternyata ada alasan ilmiah di balik kebiasaan "nyembur" para pesepak bola.
Ada kejadian yang cukup menarik dalam laga semi final Carabao Cup 2020 antara Manchester United dan Manchester City yang digelar di Old Trafford Januari lalu.
Sebelum laga dimulai, salah satu bek kiri andalan The Citizen, Kyle Walker, terlihat sedang minum air dari botol plastik yang diraihnya dari tepi lapangan. Sembari berjalan menuju posisinya di sayap kiri, ia memuntahkan kembali air yang telah diminumnya tersebut.
Alih-alih menenggak, ia memanfaatkan minumannya sebatas untuk berkumur-kumur lalu memuntahkannya kembali. Lantas mengapa ia minum jika memang tidak haus? Apa tujuannya?
Anehnya lagi, tak hanya sekali dua kali saja pemain berusia 30 tahun tersebut melakukan kebiasaan membuang-buang minuman lewat semburan dari mulut.
Walker selalu mempraktikkan ritual itu setiap kali namanya disertakan dalam skuat pertandingan. Rutinitas itu dapat dijumpai baik sebelum, sedang, maupun setelah pertandingan. Bahkan dalam sesi latihan rutin pun ia tetap melakukannya.
Usut punya usut, ritual absurd tersebut bukan hanya dilakukan oleh Kyle Walker seorang. Hampir setiap pemain sepak bola di dunia melakukan hal yang sama.
Fenomena itu paling sering terlihat saat terjadi skema bola mati (set pieces). Satu per satu pemain yang merasa kinerjanya sudah mulai menurun akan menepi atau disodorkan botol minuman khusus oleh ofisial tim dari luar lapangan.
Bagi yang tidak atau belum menyadari, meski kerap melihat, kebiasaan nyembur itu mungkin terkesan jorok, kekanak-kanakan, atau dilakukan karena iseng belaka. Barangkali ada yang berpikiran mereka sedang membantu manajemen stadion menyirami rumput? Bukan!
Ternyata, hobi absurd tersebut memiliki tujuan serta alasan ilmiah, tidak hanya sekedar membasahi mulut yang kering. Perilaku memuntahkan minuman itu disebut dengan istilah carb rinsing atau pembilasan karbohidrat.
Menurut riset yang dilakukan Gatorade Sports Science Institute, membilas mulut atau berkumur menggunakan minuman yang mengandung karbohidrat berkaitan dengan peningkatan kinerja serta daya tahan tubuh atlet.
Dengan kata lain, metode tersebut dapat membuat pesepak bola menampilkan kemampuan yang lebih baik. Namun, hal itu hanya akan efektif jika menggunakan minuman khusus olahraga (sports drink), bukan air mineral.
Hasil serupa juga diungkapkan dalam sebuah studi European Journal of Sport Science pada 2017, carb rinsing mampu meningkatkan kinerja dalam berbagai kegiatan fisik.Â
Seakan tak mau ketinggalan. Universitas Coventry juga melakukan penelitan yang sama dengan menguji 12 pria berusia 20 tahunan. Setelah melakukan carb rinsing, mereka dapat melakukan aktivitas fisik yang lebih baik sekaligus lebih fokus.
Agar dapat merasakan efeknya, mereka diharuskan berkumur minimal 5 hingga 10 detik sebelum mengeluarkannya lagi.
Prinsip dasar pembilasan karbohidrat adalah mengelabui reseptor di area mulut kemudian mengirimkan sinyal ke pusat sensorik otak, bahwa ada energi ekstra sebagaimana yang kita dapatkan ketika sedang minum secara normal atau tanpa memuntahkannya.
Studi pencitraan otak mengidentifikasi area otak yang diaktifkan saat terdapat karbohidrat di dalam mulut. Carb rinsing menghasilkan sinyal aferen yang mampu mengubah output motorik.
Sebagaimana yang telah kita ketahui, karbohidrat adalah substrat bahan bakar metabolisme tubuh manusia agar dapat melakukan aktivitas fisik.
Secara teori, tindakan itu menghentikan otak untuk berpikir tubuh pemain sedang mengalami kelelahan.
Mereka memuntahkan minumannya kembali sebab apabila terlalu banyak menelan cairan bisa berdampak pada timbulnya perut kembung dan kram.
Hal itu yang kerapkali saya rasakan saat bermain bola. Ketika sudah mengalami kram akibat terlalu banyak minum air, jangankan berlari, berjalan pun terasa sulit karena harus menahan rasa tidak nyaman di perut. Imbasnya, permainan kacau, tenaga seakan hilang, dan susah untuk berkonsentrasi.
Kram merupakan kondisi yang sangat dihindari oleh para pesepak bola karena megakibatkan penurunan performa yang cukup signifikan. Oleh karena itu, metode carb rinsing dipakai untuk menipu otak sekaligus memberikan tambahan energi yang sifatnya manipulatif.
Selain itu. Carb rinsing juga memainkan peranan yang cukup vital, selain faktor teknis, mengingat manfaatnya dalam menjaga stamina dan konsentrasi para pemain selama menjalani pertandingan.
Dengan tingkat konsentrasi yang tinggi, pemain sepak bola mampu mengambil sejumlah informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat seperti merespons pergerakan lawan.
Namun, sayangnya, metode carb rinsing tak selalu bekerja. Hal itu diungkapkan oleh sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Sports Science tahun 2017.
Hasilnya, 15 pelari wanita yang terlibat tidak mengalami dampak apapun usai melakukan metode carb rinsing ketika berlari dalam tempo beberapa menit.Â
Metode tersebut dianggap tidak memiliki dampak yang cukup besar untuk aktivitas fisik dalam jangka pendek. Namun, akan lebih efektif untuk aktivitas berat dengan kurun waktu lama seperti laga sepak bola.
Carb rinsing tidak akan membuat pesepak bola berlari lebih cepat atau menendang lebih keras, melainkan hanya memberi energi tambahan serta memaksimalkan konsentrasi di atas lapangan hijau.
Bagaimana? Apa Kamu tertarik juga buat nyembur saat main bola? Namun, perlu diingat, jangan memuntahkan minuman ke muka lawan apalagi wasit, ya! Alih-alih main keren, justru dapat memancing keributan dan ganjaran kartu merah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H