Hal itu yang kerapkali saya rasakan saat bermain bola. Ketika sudah mengalami kram akibat terlalu banyak minum air, jangankan berlari, berjalan pun terasa sulit karena harus menahan rasa tidak nyaman di perut. Imbasnya, permainan kacau, tenaga seakan hilang, dan susah untuk berkonsentrasi.
Kram merupakan kondisi yang sangat dihindari oleh para pesepak bola karena megakibatkan penurunan performa yang cukup signifikan. Oleh karena itu, metode carb rinsing dipakai untuk menipu otak sekaligus memberikan tambahan energi yang sifatnya manipulatif.
Selain itu. Carb rinsing juga memainkan peranan yang cukup vital, selain faktor teknis, mengingat manfaatnya dalam menjaga stamina dan konsentrasi para pemain selama menjalani pertandingan.
Dengan tingkat konsentrasi yang tinggi, pemain sepak bola mampu mengambil sejumlah informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat seperti merespons pergerakan lawan.
Namun, sayangnya, metode carb rinsing tak selalu bekerja. Hal itu diungkapkan oleh sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Sports Science tahun 2017.
Hasilnya, 15 pelari wanita yang terlibat tidak mengalami dampak apapun usai melakukan metode carb rinsing ketika berlari dalam tempo beberapa menit.Â
Metode tersebut dianggap tidak memiliki dampak yang cukup besar untuk aktivitas fisik dalam jangka pendek. Namun, akan lebih efektif untuk aktivitas berat dengan kurun waktu lama seperti laga sepak bola.
Carb rinsing tidak akan membuat pesepak bola berlari lebih cepat atau menendang lebih keras, melainkan hanya memberi energi tambahan serta memaksimalkan konsentrasi di atas lapangan hijau.
Bagaimana? Apa Kamu tertarik juga buat nyembur saat main bola? Namun, perlu diingat, jangan memuntahkan minuman ke muka lawan apalagi wasit, ya! Alih-alih main keren, justru dapat memancing keributan dan ganjaran kartu merah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H