Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Pengakuan Dosa" dalam Kelamnya Anonimitas Whisper

17 Agustus 2020   11:14 Diperbarui: 18 Agustus 2020   13:09 1936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa fenomena di atas hanya sebagian kecil contoh dari homogenitas bisikan-bisikan anonim di Whisper yang menunjukkan sebuah fenomena gunung es (iceberg) di kalangan anak muda. 

Meminjam istilah Sigmund Freud, bisikan di Whisper menampakkan konflik-konflik alam bawah sadar yang kemungkinan tidak akan kita jumpai di dunia nyata. Pasalnya, apa yang dapat kita lihat dalam diri seseorang hanya sebatas fragmen-fragmen yang muncul di permukaan saja.

Di Indonesia, fenomena itu juga sudah terjadi sejak lama. Kita tidak bisa lagi menutup mata atas budaya kebebasan dalam hal seksualitas maupun beragam faktor pembentuk dan dampaknya. 

Masa remaja adalah masa yang penuh akan rasa ingin tahu yang besar untuk mencoba segala sesuatu, lantaran perubahan hormon, kesehatan fisik yang optimal, dan juga semangat mudanya.

Dalam hal ini diperlukan perhatian yang lebih dari orang tua sebagai kampus pertama bagi anak. Jangan pernah melupakan, bahwa kebutuhan afeksi adalah hak dari setiap anak agar mereka tidak melampiaskannya melalui perilaku negatif dan menyimpang.

Terlibatnya anak usia sekolah dan mahasiswa pada hookup culture ini bisa diantisipasi dengan memberikan pendidikan seks sedini mungkin. Menjadi tugas orang tua, masyarakat dan pemerintah untuk melakukannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun