Di Liga Champions, pertandingan leg kedua adalah momen bagi tim-tim yang mengalami defisit gol untuk mengejar ketertinggalan. Lazimnya skor-skor tidak terduga akan mewarnai pertandingan.
Leg kedua yang terkenal dengan laga penghabisan yang berdarah-darah dan diwarnai hujan gol tidak akan kita jumpai di Liga Champions kali ini.
#4 Semua tim berpeluang juara
Pada kondisi normal, sistem home-away akan sangat menguntungkan tim-tim besar karena pengalaman panjang mereka saat berlaga di atmosfer Liga Champions. Apalagi jika sudah memiliki tradisi juara.
Perubahan format menjadi satu leg diyakini akan berpengaruh besar pada jalannya laga. Tidak ada istilah tim favorit, semuanya akan dipertaruhkan dalam satu pertandingan hidup mati. Dengan kata lain, setiap tim memiliki 3 kesempatan yang sama untuk bisa menjadi juara.
Setiap kesebelasan dituntut tampil sempurna dalam setiap pertandingan. Mereka tak boleh tampil buruk sekalipun untuk bisa merengkuh trofi The Big Ears.
#5 Peluang munculnya juara baru
Dari delapan tim yang lolos di perempat final Liga Champions 2019/20, hanya Barcelona dan Bayern Munchen yang pernah meraih trofi The Big Ears. Kedua tim masing-masing mampu 5 kali juara.
Artinya, enam tim lainnya adalah calon juara baru. Meski belum pernah meraih satupun trofi Liga Champions, tim-tim sekaliber City, Atletico, dan PSG bukanlah tim receh yang patut dipandang remeh.
Lolosnya RB Leipzig, Atalanta dan Lyon sebagai tim kuda hitam juga bukan karena kebetulan. Justru tim-tim yang diremehkan seperti mereka lah yang kerap menyimpan kejutan.
Hanya dibutuhkan 3 kemenangan bagi setiap tim untuk juara. Tim mana saja yang mampu tampil gahar dan konsisten di tiga laga pamungkas akan menjadi juara, terlepas dari kualitas materi skuad yang mereka miliki.
*****
Meski kembali dengan format baru, Liga Champions masih menjadi tontonan yang layak untuk dinikmati. Akan terjadi banyak kejutan yang menanti di laga-laga selanjutnya.