Terciptanya FWB memiliki dua kemungkinan, salah seorang bisa saja sudah memiliki hubungan di luar lingkup FWB-nya atau keduanya sama sekali tidak memiliki relasi asmara dengan siapapun. Selama kondisi itu bisa disepakati, maka tak jadi soal.
Mereka ingin menghindari rumitnya hubungan asmara dan hanya mengingingkan "enaknya" saja. Oleh karena tidak adanya komitmen dan status pacaran itulah mereka bisa bebas menyukai orang lain, namun keduanya tetap saling membutuhkan.
Awalnya hubungan seksual bagi manusia bertujuan untuk mempertahankan keturunan. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, naluri "eros" sebagai representasi hasrat seksual itu juga digunakan untuk sarana rekreasi, alias untuk kesenangan semata.
Namun juga perlu diketahui, agama dan konstruksi budaya Timur telah lama melarang aktivitas seks di luar nikah karena dapat mengakibatkan hal-hal yang merugikan kita dalam berbagai aspek di kemudian hari.
Setidaknya ada 3 hal yang patut dipertimbangkan bagi siapa saja, agar sebisa mungkin menghindari untuk menjalin hubungan FWB semacam ini.
#Ditinggal saat lagi sayang-sayangnya
Bagi yang sedang atau memiliki keinginan menjalani FWB agaknya poin ini patut diberikan perhatian lebih karena sejatinya FWB tidak memiliki ikatan apapun. Tidak ada perhatian khusus atau sekedar bertukar pikiran layaknya pasangan yang saling mencintai.
Pasangan FWB tidak akan selalu ada pada momen terendah kita, karena pada dasarnya FWB dibangun bukan atas dasar komitmen dan kesetiaan dalam suka maupun duka.
Oleh karena itu, mereka bisa saja kehilangan teman FWB kapanpun, baik dengan alasan sudah memiliki pasangan yang dapat membahagiakannya ataupun ketika salah seorang ingin berhenti menjalin FWB itu sendiri.
Kehilangan teman FWB akan terasa menyakitkan jika hubungan yang awalnya tanpa ikatan menimbulkan perasaan suka atau bahkan cinta yang disebabkan kebiasaan keduanya menghabiskan waktu bersama. Terlebih lagi jika sudah melibatkan hubungan badan.