Tidak jarang pula hanya dibutuhkan waktu sekejap bagi mereka yang merasa cocok untuk bisa saling bertemu dan memadu kasih. Jika hubungan FWB itu tidak berlanjut, kondisi semacam ini dikenal dengan istilah one night stand (ONS) atau cinta satu malam.
Akan tetapi tidak selamanya kegiatan meet up itu akan berakhir dengan aktivitas "membuang protein". Selain ONS, ada pula Kopdar dan aktivitas cuddling yang juga sama-sama digemari oleh para milenial setelah mereka mendapatkan partner yang dirasa sesuai dengan kriteria yang diiinginkan.
Seperti halnya TTM yang memiliki versi musik, FWB juga mempunyai versi filmnya. Friends With Benefits, sebuah film besutan Hollywood yang dirilis pada 2011 itu berkisah mengenai persahabatan antara Dylan (Justin Timberlake) dan Jamie (Mila Kunis).Â
Dylan yang baru saja pindah dari kota asalnya, Los Angeles, bertemu dengan Jamie di kota New York. Dia adalah satu-satunya orang yang dikenal Dylan.
Sebagai perekrut eksekutif di agen perekrutan di New York, Jamie membantu Dylan untuk mencari pekerjaan di salah satu media ternama, mengingat Dylan ialah direktur seni di perusahaan sebelumnya.
Akibat bayang-bayang trauma pacaran, Jamie dan Dylan kemudian memutuskan untuk mencoba hal baru dalam gaya pertemanannya. Mereka berdua setuju untuk berhubungan badan tanpa melibatkan ikatan perasaan serta tanpa status apapun. Murni hanya sebatas memenuhi kebutuhan fisik semata.
Apa yang dilakukan Jamie dan Dylan adalah potret fenomena FWB yang sangat populer dan digemari oleh kalangan anak muda, termasuk di Indonesia.
Banyak hal yang melatarbelakangi FWB kerapkali dipilih sebagai jalan keluar untuk menjalin sebuah hubungan. Taruhlah Jamie dan Dylan yang lebih memilih FWB atas dasar trauma dalam menjalani hubungan pacaran.
Adapula pasangan yang tidak bisa "memuaskan" kebutuhan fisiknya satu sama lain, akhirnya lebih memilih untuk mencari teman FWB. Pelakor dan Pebinor seringkali terlahir dari situasi seperti ini.
Ikatan pertemanan lawan jenis yang sangat dekat juga dapat terjebak dalam situasi FWB. Kedekatan itu bisa menghilangkan batasan hal-hal tabu yang dapat menggiring mereka untuk saling meluapkan hasrat terpendamnya satu sama lain.
Bagi petualang cinta, FWB menawarkan kebebasan karena tidak adanya status bagi yang menjalaninya. Tidak ada aturan yang mengekang sebagaimana orang pacaran, sehingga keinginan untuk menjalin hubungan lain di luar circle FWB semakin terbuka dan dimungkinkan. Kesetiaan tidak pernah ada di dalam kamus mereka.