“hahahaha” tawa Ayah Zahara keras mengelegar sungguh tidak menyehatkan telinga. “namaku Abdul Qahhar, orang-orang memanggilku pak Kahar” sambil merapikan kumisnya ia berakata lagi “baru kali ini Zahara membawa seorang pria ke rumah”
“saya cuman mengantarnya kok”
“kalau begitu baru kali ini Zahara diantar oleh seorang pemuda, hahaha” tawanya lagi. Idris tak habis pikir, anak sama ayah sama-sama suka menggoda, ia hanya cuman bisa ikut cengengesan aja mendengar tawa pak kahar yang tidak menyehatkan itu.
“sejak kapan paman tinggal di sini, kok gak pernah saya lihat” Idris mencoba mengalihkan pembicaraan.
“baru dua hari anak muda”