Sebagian anak menjadi sosok yang pendiam saat mengalami kekerasan.
Tapi sebagian lagi justru meniru sikap pelaku saat berada di luar rumah. Rasa frustasi membuat anak menjadi sulit menahan emosi dan mudah marah. Anak juga menganggap bahwa cacian dan pukulan merupakan jalan keluar untuk masalah, Akibatnya mereka juga akan mudah mencaci atau memukul orang lain sebagai pelampiasan dari apa yang dialami di rumah.
5.) Prestasi Menurun
Banyak hal yang menyebabkan prestasi seorang anak di sekolah menurun salah satunya adalah adanya kekerasan dalam rumah tangga, peristiwa traumatis yang dialami serta kondisi rumah yang tidak kondusif akan membuat mereka kesulitan untuk berkonsentrasi dan lebih banyak melamun.
6.) Perubahan Fisik
Perubahan fisik akan dialami oleh anak yang menjadi korban KDRT. Pada umumnya korban kekerasan akan terlihat lebih tidak terurus seperti badannya kurus, rambut panajang dan kusut, dan wajahnya lesu.
Menurut Suharto, mengelompokkan child abuse menjadi: physical abuse (kekerasan secara fisik), psychology abuse (kekerasan secara psikologis), sexual abuse (kekerasan secara sexual) dan sosial abuse (kekerasan secara sosial). Ke empat bentuk child abuse dapat di jelaskan sebagai berikut: 21
Kekerasan anak secara fisik yaitu penyiksaan, pemukulan, dan penganiayaan terhadap anak, atau menggunakan benda-benda tertentu, yang menimbulkan luka-luka fisik atau kematian pada anak. Bentuk luka dapat berupa lecet, atau memar akibat persentuhan atau kekerasan bakar akibat bensin panas atau berpola akibat sudutan rokok atau setrika, luka-luka biasanya ditemukan pada daerah paha, lengan, pipi, dada, mulut, perut, punggul atau bokong Terjadinya kekerasan terhadap anak secara fisik umumnya di picu atau tingkah laku anak yang tidak disukai orang tuanya, seperti anak nakal atau rewel, buang air kecil sembarangan, memecahkan barang berharga.
2.) Kekerasan anak secara psikis meliputi penghardikan, menyampaikan kata- kata kasar dan kotor, memperlihatkan buku gambar, dan film pornografi pada anak-anak yang mendapatkan perlakuan ini umumnya menunjukkan gejala
Bimbingan dan konseling Dalam Menyelesaikan Trauma Pasca Kekrasan Dalam Rumah Tangga.
Dalam diri manusia terdapat dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif dalam artian manusia mempunyai keterbatasan dan kelemahan sebagai realita pada diri yang harus dipahami agar tidak menjadi hambatan dalam hidupnya.