Mohon tunggu...
Kirana Meidy
Kirana Meidy Mohon Tunggu... Lainnya - on process

di atas langit masih ada langit

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Media Sosial Mainkan Peran Sebagai Pilar Kekuatan Demokrasi Masa Kini

7 Januari 2022   00:44 Diperbarui: 7 Januari 2022   00:54 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seluruh tahapan komunikasi mulai dari produksi hingga distribusi diatur untuk memelihara sinkronisasi penerimaan informasi. Pada era digital, tidak ada sinkronisitas dalam memproduksi maupun distribusi pesan tersebut. 

Masyarakat atau publik mempunyai banyak saluran komunikasi politik dan dapat memilih media yang sesuai dengan pilihan politiknya. 

Kelima, dimensi ruang. Pada era pra-digital, ruang komunikasi politik didefinisikan dan dibatasi tegas pada batas-batas negara. Pembatasan ini berfokus pada ruang nasional, yang dicakup oleh sistem media masing-masing negara. Sistem media dibentuk oleh peraturan dalam bentuk legislasi nasional. 

Di era digital, ruang-ruang yang tegas dalam bentuk sistem politik negara tertentu tidak digunakan lagi. Melalui media sosial, masyarakat dapat saling terhubung satu sama lain dengan negara dengan sistem politik yang berbeda. 

Pun dengan individu di era digital yang juga menempati posisi sebagai aktor yang tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan negara. 

Keenam, dimensi teknis. Pada era lama, teknologi penyiaran adalah teknologi komunikasi yang dominan. Pesan-pesan politik terutam disebarkan melalui televisi atau radio. Sementara pada era digital, internet menjadi teknologi media terdepan.

Dalam perspektif pembangunan politik, di sini jelas bahwa media sosial dalam perannya telah mengalami sejumlah perkembangan, dalam konteks sebagai media komunikasi publik hingga menuju ranah perpolitikan. Lingkungan media baru ini menawarkan potensi yang sangat besar untuk aktor-aktor politik. 

Area teknologi informasi dan komunikasi yang sebelumnya terpisah menjadi terintegrasi membentuk lingkungan media baru. Dalam konteks komunikasi politik ini bisa didapati dalam kontestasi pemilu, baik di ranah lokal hingga level nasional.  

Media sosial mengambil peran di sini dalam segi kampanye yang dilakukan oleh sejumlah aktor politik yang memanfaatkan platform media sosial sebagai sarana promosi diri hingga pada fungsi sosialisasi politik. 

Dalam hal ini media sosial menjadi kekuatan dominan di dalam proses kampanye pemilu, mengingat pengguna media sosial di Indonesia sendiri cukup banyak, menurut data tahun 2021 pengguna media sosial di Indonesia mencapai 170 juta pengguna dari total 274,9 juta jumlah penduduk, atau sekitar 61,8%.

Selain menggunakan data jumlah pengguna media sosial, penulis juga mengutip pengalaman negara Amerika Serikat terkait dengan kekuatan media sosial dalam politik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun