Wisata Puncak Khayangan Sigendol memiliki fasilitas pendukung (amenity) yang lengkap. Wisatawan dapat berkunjung ke area kuliner yang didirikan sepanjang jalan masuk. Area kuliner tersebut seperti warung yang menyediakan berbagai jenis makanan dan minuman dengan harga yang terjangkau.Â
Fasilitas lain yang disediakan pengelola yaitu toilet umum. Selain itu pengunjung dapat beristirahat di gasebo yang nyaman dengan lingkungan yang kondusif dan juga tersedia free wifi untuk mengakses internet secara gratis.
Fasilitas pendukung lainnya yaitu papan peringatan yang terpasang di spot-spot tertentu untuk memperingatkan kepada pengunjung tentang hal-hal yang tidak boleh dilakukan di destinasi wisata. Tersedia juga fasilitas tempat ibadah untuk pengunjung yang ingin melaksanakan ibadah. Dan fasilitas tempat parkir untuk mempermudah menempatkan kendaaraan di sekitar destinasi wisata.Â
Fasilitas-fasilitas yang disediakan perlu melihat dan mengkaji situasi dan kondisi dari destinasi wisata tersebut dan kebutuhan wisatawan. Tidak semua amenitas harus berdekatan dan berada di daerah utama destinasi. Destinasi wisata alam sebaiknya agak berjauhan dari amenitas yang bersifat komersial, seperti hotel, restoran dan rest area.
Wisata Puncak Khayangan Sigendol memiliki kelembagaan (ancilliary) yaitu kelompok sadar wisata (pokdarwis) Desa Giyombong Kecamatan Bruno. Pokdarwis tersebut membangun obyek wisata baru dengan memanfaatkan alam pegunungan yang ada di wilayah desa setempat. Pak Yogi, sebagai penggerak pemuda Desa Giyombong membentuk Pokdarwis Cipta Pesona Giyombong. Mereka mulai mengelola kawasan wisata tersebut pada Agustus 2017 dan persiapan selesai dalam waktu sebulan.
Menurut pihak Pokdarwis, untuk membangun destinasi wisata Puncak Khayangan Sigendol membutuhkan waktu sekitar satu setengah bulan dan diresmikan oleh Wakil Bupati Purworejo pada tahun 2017. Menurut pihak Pokdarwis, berbagai fasilitas yang dibangun menggunakan dana desa. Dana yang dikeluarkan sekitar Rp25 juta.Â
Pihak Pokdarwis mengajukan Rp60 juta untuk membangun infrastruktur lainnya. Puncak Khayangan Sigendol termasuk kawasan Perhutani KPH Kedu Selatan.Â
Namun sudah terjalin kerja sama bagi hasil dari tiket masuk. Kerja sama yang dibangun dengan Perhutani, dengan sistem bagi hasil 70% pemasukan untuk desa dan 30% untuk Perhutani.
Harapan destinasi wisata Puncak Khayangan Sigendol dapat menjadi motor penggerak perekonomian daerah melalui daya dukung ekonomi kreatifnya. Oleh karena itu, perlu keterpaduan antar sektor yang mendukung perkembangan wisata.Â
Secara simultan juga meningkatkan daya dukung pariwisata melalui rangkaian event wisata dan seni budaya secara periodik di beberapa titik prioritas destinasi wisata Puncak Khayangan Sigendol.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H