Mohon tunggu...
Kinoto Christian
Kinoto Christian Mohon Tunggu... Lainnya - Life is a Gift

Traveler - Entrepreneur - Associate Pastor

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melaksanakan Misi Gereja di Era Digital: Happy atau Frustasi?

29 November 2021   16:25 Diperbarui: 29 November 2021   21:59 3063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
unsplash.com/@everythingcaptured

Terutama dalam kecepatan dalam bertindak, variasi pertimbangan dan keputusan serta pola dan gaya  dalam melayani. Para pemimpin gereja harus belajar tentang perbedaan generasi ini agar terjadi proses kaderisasi dan delegasi kepemimpinan yang baik.

Saat tiba waktunya mereka terjun di posisi kepemimpinan,  mereka akan mengerti hal yang harus mereka lakukan dengan benar dan tepat. Kelugasan dan kecepatan sangat diperlukan dalam kepemimpinan mereka (fast and agile capability). 

Mereka harus mampu mengatasi kehidupan serba otomatis dan mampu mengkoordinasikan ke dalam kehidupan bergereja, mereka juga harus mampu mengubah dan mengelola  organisasi dengan cara yang baru, menemukan bakat sesuai kebutuhan jaman, mengelola tim dengan gaya kekinian, memberikan produk dan layanan misi sesuai kebutuhan jaman, dan mengembangkan profesionalisme manajemen gereja. 

Gereja yang gagal mempersiapkan pemimpin-pemimpin mudanya dipastikan akan menghadapi kesulitan untuk bertumbuh dan maju, mengalami stagnasi dan penurunan kualitas organisasi dan akhirnya menghilang.

Ruang bagi golongan merem teknologi

Selain mengoptimalkan pelayanan misi berbasis teknologi digital, gereja juga dituntut untuk tidak menutup mata dan tetap melayani masyarakat merem teknologi yang terdiri dari golongan usia senior ataupun golongan yang tidak mampu mengakses teknologi akibat kendala ekonomi maupun geografis. 

Ketidak-akraban pada teknologi digital perlu disingkapi dengan strategi pelaksanaan misi yg khusus baik cara eksekusi maupun pelaksana, agar setiap golongan masyarakat terlayani dengan baik. 

Hal ini patut diperhatikan agar tidak terjadi spirituality lost, yang dapat diartikan sebagai degradasi iman dan minat kerohanian dari sebuah generasi akibat terlalu lama tidak bersekutu dan jarang mendapatkan pelayanan pastoral dari gereja dan para   rohaniwan. 

Generasi yang mengalami kehilangan spiritualitas akan menjadi angkatan yang tidak  terjangkau oleh misi gereja meskipun berada di era digital yang tanpa sekat tempat dan waktu ini.

unsplash.com/@everythingcaptured
unsplash.com/@everythingcaptured

Cepat atau lambat kita akan memasuki dunia yang baru di dalam sejarah misi dan perkembangan gereja. Era digital akan membawa gereja masuk ke dalam suatu dunia yang baru, baik siap atau pun tidak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun