11. Semir dan Brasso
Salah satu bisnis yang menangguk untung besar dari berdirinya SMATN adalah pabrik semir sepatu dan brasso. Bagaimana tidak, dua produk ini secara intensif dan masif digunakan oleh semua civitas academica SMA TN tanpa terkecuali Sepatu PDH atau PDL yang hitam mengkilap adalah hasil gosokan semir yang telaten. Gesper (kepala sabuk) yang berkilau keemasan adalah buah pulasan brasso tiap malam. Jika lupa menyemir atau membrasso, maka sepatu dan gesper akan terlihat kusam. Jika kondisi ini terjadi saat apel PKS, siap-siaplah untuk dihukum. Karena itulah dua barang ini penting sekali. Satu kaleng semir ukuran standar dan sekaleng brasso bisa habis dalam sebulan. Jika dirata-rata, selama 3 tahun setiap siswa mengabiskan 36Â kaleng semir dan brasso. Kalikan saja dengan jumlah alumni yang sekarang mencapai lebih dari 6.000 orang. Bisnis yang lumayan bagus, kan?
12. Inisial dan Jemuran ‘Hilang’
Salah satu tips manjur hidup berasrama adalah jangan pernah meninggalkan barang tanpa inisial nama, karena lambat laun akan ‘hilang’. Mengapa? Karena semua jenis pakaian siswa TN itu standar dan seragam. Satu dengan yang lain sama bentuk dan desainnya, hanya beda ukuran. So, siswa wajib memberi inisial yang jelas di setiap properti yang dimilikinya; baju, celana, kaos, jaket, sepatu, sabuk, tas sekolah, baret, topi, bahkan untuk celana dalam dan kaos kaki sekalipun! Lalai memberi inisial? Tanggung sendiri akibatnya. Beberapa siswa yang lupa memberi inisial akan bingung mengenali properti miliknya ketika memilih tumpukan baju cucian. Repot kalau di antara tumpukan jemuran itu ada beberapa baju tidak berinisial. Mengenali dari bentuknya? Sama semua. Dari baunya? Ogah lah ya...
*dikutip dari buku "Bocah-Bocah Pirikan" (dengan beberapa perubahan)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H