Mohon tunggu...
Kingkin BPrasetijo
Kingkin BPrasetijo Mohon Tunggu... Guru - Guru yang suka menulis

Suka ngebolang atau bersepeda menikmati keindahan alam karya ciptaan Tuhan. Pencinta semburat jingga di langit pagi dan senja hari. Suka nonton film dan membaca dalam rangka menikmati kesendirian.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Biar Hati Bicara (part 16)

4 Desember 2024   17:48 Diperbarui: 5 Desember 2024   05:11 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     "Ih, pede amat!" kilah Andara dengan tatapan sinis, tapi hatinya bergemuruh membenarkan omongan Abimanyu. Cowok berkemeja kotak-kotak biru itu, tidak dapat menahan tawanya.  

      "Ada apa ini? Apa yang kamu lakukan kepada anakku?' Teriak Gunawan yang tiba-tiba muncul bersama Devandra.

      "Ayah!" Spontan Andara berdiri, menarik serta Abimanyu yang masih menggenggam erat tangannya. Andara kembali mencoba melepas tangannya, tetapi Abimanyu dengan kenekatannya tetap mempertahankannya. Please, lepas! Pintanya tanpa suara. Berharap Abimanyu paham arti tatapannya. Dasar bebal, Abimanyu malah mempererat genggaman tangannya. Andara mulai ketakutan, membayangkan apa yang akan dilakukan ayahnya kepada cowok di sampingnya. Gunawan menatap nanar tangan kedua anak muda itu, geli juga melihat putri semata wayangnya ketakutan.

     "Om, saya izin mengajak Dara keluar. Ada banyak hal yang perlu saya jelaskan kepadanya!" katanya memohon izin. Andara melotot tidak percaya Abimanyu nekat meminta izin dalam keadaan darurat seperti sekarang.

     "Ya sudah, selesaikan! Lama amat, langsung poinnya saja, tidak usah berputar-putar kayak politisi sidang!" Abimanyu tersenyum mendapat lampu hijau dari sang empunya rumah. Devandra tersenyum penuh arti.

     "Ayah!" Andara masih mencoba memprotes.

    "Sudah, ikuti saja mas Abi kamu itu. Dia tidak akan berani macam-macam. Yuk, kita main catur lagi, Dev!" katanya berbalik arah.  

     "Tunggu apalagi, jangan sampai Om berubah pikiran, Bi. Dara, ganti baju! Tidak sopan keluar rumah memakai celana pendek seperti itu!" pesan Gunawan sebelum benar-benar pergi meninggalkan kedua anak muda itu. Abimanyu mengangguk sopan.  
Andara masih berusaha mendapat penjelasan dari Abimanyu, tetapi cowok itu sudah mendorongnya untuk segera berganti baju.

     "Buruan, jangan sampai ayah berubah pikiran. Entar, aku ceritakan semuanya." Janjinya pasti.
Apa tadi, kenapa Abimanyu ikut memanggil ayah? Entahlah, Andara segera berbalik meninggalkan Abimanyu yang terus tersenyum.

(Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun