Mencetuskan paguyuban MANU kepanjangannya adalah Mbombong Ati Ngulur Umur, maksudnya dengan kondisi usia senja hatinya dibesarkan secara kesenangan serta bisa terlibat secara langsung bersama musik keroncong, dengan demikian hatinya terbombong agar berumur panjang, disamping tetap menjalani kewajiban berkeyakinan masing-masing untuk bekal akherat nantinya..
Karena musik adalah penyemangat hidup, entah itu lagu riang senang maupun sedih menggamit pahit, tetap saja bunga-bunga keceriaan itu ada.
Dengan usia lansia seperti demikian bersentuhan langsung dengan musik lebih tepat sasarn karena menjadi pupuk bagi kesehetan, menggembirakan hati, paling tidak demikianlah adanya karena penulis juga seorang Lansia, jadi merasakan hal demikian dengan usia lansia.
Meski anggotanya kebanyakan berusia Senja, MANU tetap ikut alur media kekinian dengan ber-WAG, agar lebih mudah berkomonikasi dengan sesama anggota MANU, yang didalamnya juga terjadi keseruan untuk saling berbagi dan menghibur.
Untuk itu Suhu MANU ini memaparkan peraturan didalam WAG agar tidak memasukkan konten ujaran kebencian didalamnya, tidak memposting hal-hal yang panjang lebar dari grup sebelah. Permasalahanya adalah, usia lansia itu tidak usah berfikir yang berat-berat di WAG, mengalir dan menyenangkan saja akan lebih nyaman.
Idenya banyak.
Untuk membuat semangat tinggi anak didiknya, Yuswono menawarkan untuk membuat rekaman, paling tidak mereka memiliki bukti serta kenangan-kenangan dari hasil berlatih terutama membuat bangga anak cucu.
Dapat juga digunakan sebagai evaluasi sudah berapa jauh kemajuan yang didapatkan selama berlatih keroncong disetiap Hari Rabu. Hasil rekaman itu biasanya diputar di Radio-radio swasta.
Di Paguyuban MANU ini juga Sering didapat info lomba-lomba keroncong, disebabkan anggota disini bukan berasal dari Kota Tangerang Selatan saja, melainkan dari seantero JABODETABEK. Bagi yang suka lomba hal ini sangat menyenangkan, karena bisa ikut uji nyali.
Media turut melestarikan musik keroncong
Masih ada beberapa media yang turut andil dalam melestarikan musik keroncong, seperti Televisi Republik Indonesia (TVRI), dan Radio-radio swasta. Media-media ini juga wajib diberi apresiasi sudah turut serta melestarikan musik keroncong.