Mohon tunggu...
Ngesti Setyo Moerni
Ngesti Setyo Moerni Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Berusaha mengurangi yang berakibat rusaknya lingkungan, dimulai dari diriku sendiri dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dilema Penyelamatan Orangutan vs Pengusaha Nakal Pengeruk Hasil Hutan

25 Agustus 2015   14:31 Diperbarui: 25 Agustus 2015   14:31 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak kalah giatnya Koordinator konservasi keanekaragaman hayati dari WWF-Indonesia ini, Chairul Saleh yang ahli spesies menyampaikan seringnya menerima orangutan dalam keadaan luka parah setelah dihajar masyarakat maupun pemburu, begitu sadisnya orang-orang memperlakukan orangutan yang semena-mena. Terkadang kakinya sudah hancur bahkan banyak diketemukan orangutan serta bayi-bayinya dalam keadaan mati hangus terbakar, jika saja tidak ada yang sangat peduli serta relawan yang terjun ke hutan di Gunung-gunung apa jadinya dengan satwa-satwa langka yang dilindungi ini antara lain orangutan. Padahal orangutan ini memiliki fungsi ekologi mereboisasi hutan-hutan kembali secara penyebaran kembali biji-bijian yang dimakan orangutan tersebut kemudian tumbuh secara hutan pun menjadi bertambah lebat. Tanpa disadari orangutan sudah memelihara hutan semacam biodiversity hutan tropis.

Sempat ditawarkan juga jika ada yang ingin terjun menjadi relawan dipersilahkan tetapi syaratnya sangat berat, hal semacam ini tidak berorientasi pada provit, harus sehat luar dalam, berani dan niat yang tinggi, sangat menyayangi binatang dan tidak memiliki penyakit menular, semisal penyakit Paru-paru, penyakit lever[kuning] serta HIV-AID. Karena jika relawan ada yang memiliki penyakit menular maka orangutan ini mudah sekali tertular, itu lebih berat lagi pengobatannya dan harus di isolasi pada suatu tempat.

Jika ingin berbuat tetapi tidak masuk dalam kategori hal tersebut diatas, bisa berbuat untuk orangutan dengan, :

  • menggunakan produk minyak goreng yang bertanda RSPO atau minyak sawit yang bersetifikasi halal dari pembantaian orangutan, maksudnya halal disini kebun sawit yang dimilikinya ikut peduli terhadap orangutan, misalnya jika didalam perluasan kebunnya ketika ingin membabat hutan padahal didalamnya orangutan banyak menghuni hutan tersebut dengan populasi tinggi maka mereka harus membatalkan perluasan areal kebun dan bahlkan memberikan kehidupan satwa langka yang dilindungi tersebut dengan hal-hal yang dibutuhkannya menambah perseadiaan kebutuhan orangutan yang dapat bebas merdeka tinggal dihutan tanpa gangguan terutama pembukaan perkebunan.
  • Mengurangi pemborosan penggunaan kertas dan tisue, karena bahannya tanaman kayu-kayu yang berada dihutan tempat berteduhnya satwa yang dilindungi termasuk ekosestem yang ada didalamnya. Dengan gundulnya pohon-pohon lalu akan kemana lagi mereka berteduh dan hidup. Dengan membaca melihat berita melalui mbah google, kita tidak membuang-buang kertas. Begitu pula dengan kertas tisue yang praktis, mengurangi penggunakannya dengan memakai saputangan, serbet atau lap yang dapat dicuci ulang tidak langsung dibuang. Seperti jaman dulu. Para leluhur kita ternyata memang lebih sadar lingkungan.
  • Terbiasa dengan hidup gaya hijau, tidak menebang pohon dilingkungan tetapi menanam terus-menerus secara benar tidak lupa melestarikan air dilingkungannya sendiri.
  • Apabila jika anda memiliki dana berlebih dapat mendonasikan dana tersebut kepada organisasi-organisasi yang bergerak untuk mengamankan satwa langka.

 

Semoga dengan banyaknya pelaku,relawan yang peduli terhadap lingkungan, maka semua satwa dan flora yang ada di Planet bumi tetap lestari

Salam peduli Orangutan

-Ngesti Setyo Moerni 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun