Mohon tunggu...
kimberly rotua
kimberly rotua Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar/mahasiswa

hobi saya adalah bernyanyi dan menulis naskah film

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pencitraan Politik Gibran Rakabuming Raka Dalam Kampanye Sebagai Calon Wakil Presiden Di Era Sosial Media

26 Desember 2024   23:06 Diperbarui: 26 Desember 2024   23:06 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu kekuatan Gibran di sosial media adalah keterlibatannya yang aktif dengan pengikut. Ia sering menjawab komentar dan pesan dari masyarakat, menunjukkan bahwa ia mendengarkan aspirasi mereka (Yusuf, 2021). Interaksi ini tidak hanya memperkuat hubungan emosional antara Gibran dan pendukungnya tetapi juga menciptakan kesan bahwa ia adalah politisi yang inklusif dan responsif (Lestari, 2023).

Kolaborasi dengan Influencer

Gibran sering berkolaborasi dengan influencer lokal dan nasional untuk meningkatkan visibilitas kampanyenya. Kolaborasi ini membantu Gibran menjangkau audiens yang mungkin tidak terjangkau melalui kanal politik tradisional (Rahmawati, 2023). Dengan menggandeng influencer yang memiliki kredibilitas tinggi di mata generasi muda, Gibran berhasil menciptakan narasi politik yang segar dan mudah diterima (Saputra, 2024).

Penerapan Teknologi dalam Kampanye

Selain penggunaan sosial media, Gibran juga memanfaatkan teknologi seperti data analytics untuk memahami kebutuhan pemilih. Dengan bantuan tim kampanye, ia mampu mengidentifikasi isu-isu utama yang relevan bagi masyarakat dan menyesuaikan strategi komunikasi politiknya. Ini mencerminkan kemampuan Gibran untuk menggabungkan inovasi teknologi dengan pendekatan politik tradisional, menciptakan kampanye yang lebih efektif dan efisien (Pratama, 2023).

Dampak terhadap Persepsi Publik

Pencitraan Gibran di sosial media telah memberikan dampak signifikan terhadap persepsi publik. Di satu sisi, ia berhasil membangun citra sebagai pemimpin muda yang energik, inovatif, dan peduli terhadap isu-isu lokal (Pratama, 2023). Namun, tidak sedikit juga kritik yang menyebut pencitraannya terlalu bergantung pada strategi media tanpa menunjukkan substansi program yang jelas (Wijaya, 2024).

Di kalangan milenial dan Gen Z, pendekatan Gibran terbukti efektif. Survei menunjukkan bahwa mayoritas pemilih muda merasa lebih dekat dengan politisi yang aktif di sosial media (Aditya, 2023). Namun, di sisi lain, kelompok konservatif sering mengkritik bahwa pencitraan di sosial media tidak selalu mencerminkan kualitas kepemimpinan yang sebenarnya (Nugroho, 2019).

Media massa juga mencatat bahwa gaya kampanye Gibran memunculkan sentimen campuran di kalangan pemilih urban dan rural. Sementara pemilih urban cenderung menyukai pendekatan inovatif, masyarakat di daerah pedesaan mungkin kurang terhubung dengan strategi digital, menunjukkan adanya kesenjangan digital dalam politik (Effendy, 2020).

Implikasi terhadap Demokrasi di Indonesia

Pencitraan politik melalui sosial media, seperti yang dilakukan Gibran, membawa dampak positif dan negatif terhadap demokrasi. Di sisi positif, sosial media memungkinkan masyarakat untuk lebih mengenal kandidat secara langsung tanpa melalui perantara media tradisional yang sering kali memiliki bias tertentu (Effendy, 2020). Hal ini memberi ruang bagi kandidat untuk menunjukkan sisi personal dan autentik mereka, yang dapat menciptakan hubungan emosional dengan pemilih. Lebih jauh, penggunaan media sosial juga memungkinkan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi atau kritik secara langsung kepada kandidat, sehingga membangun interaksi dua arah yang lebih inklusif. Pencitraan yang autentik dan inklusif ini secara khusus dapat meningkatkan partisipasi politik, terutama di kalangan pemilih muda yang merasa lebih nyaman dengan format komunikasi digital yang cepat dan interaktif (Setiawan, 2021). Dengan demikian, media sosial telah menjadi alat penting dalam memperkuat keterlibatan warga dalam proses demokrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun