Mohon tunggu...
Kelix Permadi
Kelix Permadi Mohon Tunggu... Musisi - Musisi & Budayawan

Lulus sebagai sarjana Etnomusikologi ISI Yogyakarta. Salah satu jurusan yang (mungkin) tidak terlau populer ini membuat saya terus mendalami bagaimana musik yang tidak hanya berpatok pada ritmis, tempo dan nada itu bekerja membentuk polanya. Pemahaman tertanam jika musik tumbuh dan memainkan perannya tidak hanya sekedar untuk itu. Sebuah keterikatan sejarah panjang bagaimana musik (khususnya musik tradisi) mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Melalui platform ini, saya mencoba membagikan sebuah pemikiran mengenai gagasan musik dan elemen-elemen terikat didalamnya.

Selanjutnya

Tutup

Music

Bunyi Bernama Eksperimental

27 Agustus 2024   14:49 Diperbarui: 27 Agustus 2024   15:57 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Dedicace #1 disusun oleh Slamet Abdul Syukur tahun 1935 dan dikonserkan pertama kali di Indonesia pada tahun 2001. (Sebelumnya sudah dipentaskan di Perancis, Itali, Jerman dan Austria) . "Menunggu Batu Bernyanyi" pada 13 tahun yang lalu dan "4.33" -Silent of Music pada tahun 2012 -- 2013. Jika menelaah dari 3 karya komposisi intrumental mereka, nampaknya persepsi bagaimana perjalanan bunyi eksperimental ini sepakat untuk mereka amini bersama.

Selain dinobatkan sebagai Bapak musik kontemporer dan eksperimental Indonesia, Slamet Abdul Syukur juga menjabat sebagai Dekan di Institut Kesenian Jakarta (IKJ), 2016 Slamet Abdul Syukur menerima Gelar Tanda Kehormatan Presiden Kelas Satyalancana Kebudayaan. 

Prof. Memet Chairul Slamet merupakan Komposer dari grup Ethnic Ansamble "Gangsadewa" sekaligus Guru Besar di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. 

"Proses Kreatif itu harus dicapai melalui penalaran logika dan riset. Logika akan mengarahkan intuisi, dari intuisi, logika akan melahirkan dialog, dialog memunculkan ide, dan riset adalah sekat-sekat kesepakatan agar karya kita tidak nggerambyang kesana-kemari dan lebih afdol untuk kajian bersama."

 Itu yang masih saya ingat dari beliau.

John Cage menjadi pengampu theoritic and analitic of music di USC (University of Southern California) dan UCLA (University of California, Los Angeles). John Cage melahirkan banyak karya yang saat itu menjadi lelucon karena tidak relate, terkesan ngawur pada masanya. Hari ini, karya-karya John Cage menjadi line up di meja kajian akademis bangku-bangku perkuliahan musik yang sangat serius hingga didaulat sebagai Bapak Musik Ekserimental Dunia.

Fakta menarik, sebuah band metal "Dead Theory" pernah mengcover karya "4.33" Silence of Musik milik John Cage dengan yaa tidak melakukan apa-apa diatas panggung, persis seperti yang dilakukan John Cage saat membawakan "4.33" Silence of Musik. Musik itu bunyi, kok disuruh diam? Bagaimana pendapat teman-teman?

Sebuah catatan bagaimana keheningan musik itu dapat dinikmati, teman-teman bisa merujuk pada buku "Apa Itu Musik?" yang ditulis oleh Nadia Andjani atau buku The Sea karya John Banville. Jalan sunyi kesenian.

Stagnasi musik-musik yang hadir ditengah-tengah kita menjadi alasan utama jalur eksperimental mulai dilirik sedikit demi sedikit "Ruly & Wukir Senyawa".

Noise Bombing

Noise Bombing, adalah akar baru yang ditanam noiser eropa di Indonesia. Menjadi suar musik-musik noise di eropa, Europe Noise Bombing buka cabang di Indonesia dengan nama Jogja Noise Bombing. Kenapa harus Indonesia? Mungkin teman-teman ada yang bisa jelaskan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun