Lia mengangguk.
"Oh gitu, sekarang sudah jam berapa?"
Lia melihat ke jam tangannya.
"Jam sepuluh lebih dua puluh."
"Masya Allah, kirain masih dini hari."
"Yee. Belum salat Subuh dong."
Kusnadi tertawa, lalu duduk. Baru jelas. Ternyata tidurnya tidak sempat ganti bsju, masih bekas main siangnya. Sepulang dari bioskop tidak bisa tidur. Malah begadang. Membuka buku. Tetapi membaca Beerling tidak selesai. Hanya sampai tiga lembar, tetapi tidak mengerti isinya. Terus mondar-mandir. Dari kamar ke depan. Lalu duduk sambil gelap-gelapan. Pikirannya melayang sekilas-sekilas. Ada Mira, ada Catherine Deneuve, ada meja tulisnya di kantor. Ada anak-anak sekolah, ada Lia. Iya, ada Lia juga.
Dilihatnya Lia yang sedang duduk di hadapan, asyik membuka-buka majalah. Entah dibaca atau tidak. Tetapi terbsyang sedang apa Lia tadi malam? Sedang membaca? Bukan. Perasaan sedang berdiri. Iya, sedang berdiri sambil berjalan. Sambil memegang radio kecil. Sambil memutar-mutar gelombangnya, mencari lsgu.
"Lagu apa Lia yang waktu itu?"
"Gimana Kang Kus?" tanya Lia seperti agak terkejut.
Kusnadi termenung.