"Belum lama geuning." gumam Pepen.
"Kayaknya nggak akan susah menghitungnya juga" kata Kusnadi. "Tinggal buka aturan perburuhan saja."
"Bener." kata Zulkarnaen. "Bagaimana jalau kita serahkan ke Mira. Nanti sebelum diajukan ke Si Oom kita rundingkan lagi."
"Iya gitu aja." kata Pepen.
"Gimana Kus?" tanya Zulkarnaen ke Kusnsdi.
Yang ditanya tidsk cepat menjawab.
"Kamu mah terus saja dipikirin." kata Pepen. "Sudahlah da PUBLIK mah nggak akan terbit lagi."
"Iya." jawab Kusnadi sambil menyeringai."Ingat dulu waktu nomor perdana baru terbit. Kita teh serempak ke NIKMAT, ngadain selametan."
"Kirain mikirin apa dari tadi termenung teh. "Pepen tertawa agak keras. "Dikerai, kirain mau terus sakit sebab PUBLIK sudah nggak bisa ditolong lagi."
Mira dan Zulkarnaen juga ikut tertawa.
"Itulah." kata Kusnadi sambil tertawa. Â "Kayaknya mah sekarang juga kita harus ke sana lagi, perpisahan."