Selain perbedaan dalam kata-kata, perbedaan budaya juga mempengaruhi cara orang mengungkapkan makna melalui ekspresi non-verbal, seperti bahasa tubuh, nada suara, dan gerakan wajah. Sebagai contoh, di banyak budaya Timur, sikap tubuh yang tertutup atau menjaga jarak fisik merupakan tanda kesopanan, sedangkan di budaya Barat, orang mungkin lebih terbuka dalam postur tubuh dan lebih sering melakukan kontak fisik seperti jabat tangan atau pelukan sebagai bentuk kehangatan.
Peran Konteks dalam Komunikasi
Budaya mempengaruhi cara kita memahami konteks komunikasi. Dalam budaya high-context (konteks tinggi), banyak informasi yang disampaikan melalui isyarat non-verbal atau melalui pemahaman yang sudah dibentuk berdasarkan hubungan sosial. Negara-negara seperti Jepang, China, dan Indonesia lebih sering berkomunikasi dalam konteks tinggi, di mana pesan tidak selalu diungkapkan secara eksplisit. Sebagai contoh, dalam percakapan, seseorang mungkin tidak langsung mengatakan "tidak setuju", tetapi cukup dengan menunjukkan ekspresi wajah atau memberi isyarat tubuh yang mengindikasikan ketidaksetujuan. Hal ini membutuhkan pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan antara pengirim dan penerima pesan serta konteks sosial yang ada.
Sementara itu, dalam budaya low-context (konteks rendah), seperti di Amerika Serikat dan banyak negara Eropa, komunikasi cenderung lebih langsung dan terbuka. Dalam budaya ini, pengirim pesan diharapkan untuk menyampaikan informasi secara jelas dan eksplisit, tanpa mengandalkan banyak isyarat atau pemahaman yang tak terucapkan. Oleh karena itu, seseorang yang berasal dari budaya low-context mungkin akan merasa kebingungan atau tidak nyaman jika berhadapan dengan komunikasi yang lebih implisit atau tersirat.
Budaya adalah faktor yang sangat mempengaruhi komunikasi interpersonal, baik dalam konteks hubungan pribadi maupun profesional. Nilai, norma, bahasa, persepsi waktu, dan cara mengelola konflik adalah beberapa aspek yang berbeda di setiap budaya dan sangat mempengaruhi bagaimana pesan dikirimkan dan diterima. Dengan memahami perbedaan budaya ini, kita dapat mengurangi risiko kesalahpahaman dan meningkatkan kualitas komunikasi dengan orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda. Mengembangkan kesadaran interkultural bukan hanya penting untuk membangun hubungan yang lebih baik, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan harmonis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H