Mohon tunggu...
Kiki katrin Trisya ramadhani
Kiki katrin Trisya ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mencoba hal baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Budaya Dalam Komunikasi Interpersonal

7 Januari 2025   00:32 Diperbarui: 7 Januari 2025   00:32 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunikasi interpersonal adalah proses di mana individu saling bertukar informasi, ide, perasaan, dan makna. Dalam konteks ini, budaya memegang peranan penting karena cara kita berkomunikasi seringkali dipengaruhi oleh nilai-nilai, norma, dan kebiasaan yang ada dalam masyarakat tempat kita tumbuh. Budaya tidak hanya menentukan bahasa yang kita gunakan, tetapi juga cara kita mengartikan pesan, memilih kata-kata, serta membentuk hubungan sosial. Oleh karena itu, pengaruh budaya dalam komunikasi interpersonal sangat besar, baik dalam hubungan antar individu yang berasal dari latar belakang budaya yang sama maupun yang berbeda.

Perbedaan Bahasa dan Ekspresi

Bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan perbedaan bahasa antar budaya dapat memengaruhi cara pesan diterima dan dipahami. Selain itu dalam berbagai budaya, ekspresi non-verbal seperti gerakan tubuh, kontak mata, dan intonasi suara juga sangat penting. Misalnya, dalam budaya Jepang, menjaga kontak mata yang terlalu lama bisa dianggap tidak sopan atau agresif, sementara dalam budaya Barat, kontak mata yang langsung dianggap sebaagai tanda kepercayaan diri dan ketulusan. 

Demikian juga dengan ekspresi wajah. Di banyak budaya Asia, orang cenderung menyembunyikan perasaan mereka untuk menjaga keharmonisan sosial. Sebaliknya, di banyak budaya Barat, ekspresi wajah lebih spontan dan cenderung menggambarkan emosi secara lebih terbuka.

Perbedaan Persepsi Waktu

Budaya juga mempengarhi cara orang memandang waktu dan mengatur jadwal. Dalam budaya yang lebih "time-oriented" seperti di negara-negara barat, ketepatan waktu sangat dihargai dan dianggap sebagai tanda profesionalisme dan rasa hormat terhadap orang lain. Pertemuan atau acara yang terlambat bisa dianggap sebagai pelanggaran etika.

Namun, dalam budaya yang lebih "relationship-oriented" seperti di banyak negara di Asia dan Afrika, fleksibelnya terhadap waktu lebih diterima, dan ketepatan waktu tidak selalu dianggap sebagai hal yang sangat penting. Bagi mereka, kualitas hubungan sosial lebih dihargai daripada kepatuhan terhadap jadwal yang ketat. Sering kali, percakapan dan interkasi sosial menjadi prioritas utama, meskipun waktu mungkin tidak dihargai secara ketat. 

Konflik dan Penyelesaiannya

Cara orang mengelola konflik juga sangat dipengaruhi oleh budaya. Dalam budaya kolektivistik yang menekankan pentingnya kelompok, seperti di banyak negara Asia, pendekatan untuk menyelesaikan konflik lebih bersifat tidak langsung dan mengutamakan keharmonisan. Dalam banyak kasus, orang akan lebih mamilih untuk menghindari konfrontasi terbuka dan mencari cara untuk menyelesaikan masalah tanpa merusak hubungan.

Sebaliknya, dalam budaya individualistik, konflik sering dianggap sebagai bagian yang wajar dan interaksi manusia, dan penyelesaian konflik bisa dilakukan secara langsung dan terbuka. Di banyak negara Barat, terbuka mengenai ketidaksepakatan atau masalah dianggap sebagai bagian dari cara untuk memperbaiki hubungan dan mencapai solusi.

Pentingnya Kesadaran Interkultural

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun