Mohon tunggu...
Kiki katrin Trisya ramadhani
Kiki katrin Trisya ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mencoba hal baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Budaya Dalam Komunikasi Interpersonal

7 Januari 2025   00:32 Diperbarui: 7 Januari 2025   00:32 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesadaran akan perbedaan budaya dalam komunikasi interpersonal sangat penting, terutama di dunia yang semakin terhubung ini. Dengan semakin banyaknya interaksi antara individu dari berbagai latar belakang budaya, kemampuan untuk beradaptasi dengan cara berkomunikasi orang lain dapat memperlancar hubungan dan meminimalkan misinterpretasi. Pendidikan dan pelatihan tentang komunikasi antar budaya dapat membantu orang mengembangkan empati dan menghargai keragaman cara berkomunikasi yang ada.

 

Pengaruh Status Sosial dan Hierarki

Dalam beberapa budaya, terutama yang memiliki sistem hierarki sosial yang ketat seperti di Korea, India, dan banyak negara Asia Tenggara, komunikasi interpersonal sangat dipengaruhi oleh status sosial dan kedudukan. Orang yang lebih muda atau memiliki status sosial yang lebih rendah akan berbicara dengan cara yang lebih sopan dan merendah saat berinteraksi dengan orang yang lebih tua atau memiliki kedudukan yang lebih tinggi. Hal ini tercermin dalam penggunaan bahasa formal, gaya komunikasi yang lebih hati-hati, dan penghindaran pembicaraan yang bisa dianggap sebagai tantangan atau konfrontasi.

Sebaliknya, dalam budaya yang lebih egaliter seperti di negara-negara Skandinavia, jarang sekali terlihat perbedaan yang mencolok dalam cara orang berbicara kepada mereka yang memiliki status lebih tinggi. Komunikasi cenderung lebih egaliter dan tidak terikat oleh hierarki yang ketat. 

Peran Konteks dalam Komunikasi

Konteks juga memiliki pengaruh yang besar dalam komunikasi antar budaya. Dalam budaya yang lebih "high-context", seperti Jepang, Arab, atau Indonesia, banyak informasi yang tidak perlu diungkapkan secara eksplisit karena sudah dipahami bersama dalam konteks sosial dan budaya. Misalnya, seseorang yang mengangguk dalam percakapan tidak selalu berarti bahwa ia setuju; itu bisa berarti bahwa ia hanya menunjukkan bahwa ia mendengarkan.

Sementara dalam budaya "low-context" seperti Amerika atau sebagian negara Eropa, komunikasi lebih bergantung pada kata-kata yang diucapkan dan pernyataan yang jelas. Orang-orang di budaya ini cenderung lebih fokus pada pesan yang terucap dan kurang mengandalkan isyarat non-verbal.

Perbedaan Bahasa dan Makna dalam Komunikasi

Bahasa adalah salah satu unsur utama dalam komunikasi. Namun, tidak hanya kata-kata yang digunakan dalam bahasa yang berbeda yang bisa menyebabkan kesalahpahaman, tetapi juga cara kata-kata tersebut dipahami dalam konteks budaya tertentu. Misalnya, dalam bahasa Indonesia, penggunaan kata "saya" dan "aku" menunjukkan tingkat kesopanan yang berbeda, di mana "saya" lebih formal dan digunakan untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua atau lebih tinggi statusnya. Sedangkan "aku" lebih informal dan biasanya digunakan di antara teman sebaya atau dalam situasi yang lebih santai.

Dalam banyak budaya Asia, bahasa yang digunakan juga sangat dipengaruhi oleh hierarki sosial. Di Jepang, misalnya, penggunaan bahasa formal (keigo) menunjukkan penghormatan terhadap orang yang lebih tua atau lebih tinggi status sosialnya. Ketika berkomunikasi dengan atasan atau orang yang lebih tua, seseorang akan menggunakan bentuk bahasa yang sangat sopan untuk menunjukkan rasa hormat. Sedangkan dalam budaya Barat, terutama di Amerika atau Eropa, hubungan sosial yang lebih egaliter membuat penggunaan bahasa formal lebih jarang, dan komunikasi lebih sering menggunakan bahasa yang langsung dan lugas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun