Mohon tunggu...
Kiki Handriyani
Kiki Handriyani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Penulis freelance, Founder Blogger Mungil (Blogger Mungil), Kontributor di media online. Sudah menerbitkan beberapa buku. Buku solo terbit 2010 yaitu sebuah novel "Jadikan Aku Yang Pertama", kemudian buku antologi bisnis berturut-turut.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Seberapa Siapkah Indonesia Menghadapi Perdagangan Bebas Karbon Kredit?

25 Juli 2024   18:20 Diperbarui: 25 Juli 2024   18:24 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akibat perubahan iklim antara lain, peningkatan suhu bumi, kebakaran hutan dan kenaikan permukaan air laut. Para ahli lingkungan memperkirakan bahwa pada tahun 2030 indonesia berpotensi kehilangan 2.000 pulau. Kenaikan permukaan rata-rata air laut akibat pengurangan salinitas air dan mencairnya Gletser di Antartika setebal 2 centimeter.

Apabila ketinggian air laut naik hingga 0,5 cm maka pulau Jawa berpotensi kehilangan tanah pertanian produktif sebanyak 113.000 ha, 1.314 ha di pulau Sumatera, dan 12.000 ha di pulau Sulawesi. Hal terparah adalah bila air laut naik hingga 1 cm maka potensi kehilangan lahan produktif mencapai 146.500 ha, 1.345 ha di Smatera, dan 15.200 di Sulawesi.

Cuaca Ekstrem Melanda Dunia

Bencana iklim yang sulit diprediksi dan datang tanpa henti memiliki dampak yang besar pada masyarakat Indonesia, India, Nepal hingga Bangladesh.  Diperkirakan 57 juta jiwa terdampak ketidakpastian iklim. Asia Selatan menjadi wilayah yang mengalami dampak terburuk tahun 2021. Sedangkan di India lebih dari 16 juta penduduk negara tersebut terdampak banjir dan siklon.

Bangladesh hanya dalam beberapa pekan lebih dari 500 ribu penduduknya terdampak bencana banjir, satu pertiga wilayah Nepal mengalami banjir dan tanah longsor. Sedangkan negara di Pasifik mengalami banjir karena badai dan meningkatnya ketinggian ombak. Provinsi Henan, China pun tak luput dari bencana banjir. Hal yang berbeda justru terjadi di Pakistan. Saat negara lain mengalami bencana banjir, Afganistan justru mengalami kekeringan sehingga mengakibatkan perekonomian 22,8 juta warganya menjadi lebih sulit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun