Akibat perubahan iklim antara lain, peningkatan suhu bumi, kebakaran hutan dan kenaikan permukaan air laut. Para ahli lingkungan memperkirakan bahwa pada tahun 2030 indonesia berpotensi kehilangan 2.000 pulau. Kenaikan permukaan rata-rata air laut akibat pengurangan salinitas air dan mencairnya Gletser di Antartika setebal 2 centimeter.
Apabila ketinggian air laut naik hingga 0,5 cm maka pulau Jawa berpotensi kehilangan tanah pertanian produktif sebanyak 113.000 ha, 1.314 ha di pulau Sumatera, dan 12.000 ha di pulau Sulawesi. Hal terparah adalah bila air laut naik hingga 1 cm maka potensi kehilangan lahan produktif mencapai 146.500 ha, 1.345 ha di Smatera, dan 15.200 di Sulawesi.
Cuaca Ekstrem Melanda Dunia
Bencana iklim yang sulit diprediksi dan datang tanpa henti memiliki dampak yang besar pada masyarakat Indonesia, India, Nepal hingga Bangladesh. Â Diperkirakan 57 juta jiwa terdampak ketidakpastian iklim. Asia Selatan menjadi wilayah yang mengalami dampak terburuk tahun 2021. Sedangkan di India lebih dari 16 juta penduduk negara tersebut terdampak banjir dan siklon.
Bangladesh hanya dalam beberapa pekan lebih dari 500 ribu penduduknya terdampak bencana banjir, satu pertiga wilayah Nepal mengalami banjir dan tanah longsor. Sedangkan negara di Pasifik mengalami banjir karena badai dan meningkatnya ketinggian ombak. Provinsi Henan, China pun tak luput dari bencana banjir. Hal yang berbeda justru terjadi di Pakistan. Saat negara lain mengalami bencana banjir, Afganistan justru mengalami kekeringan sehingga mengakibatkan perekonomian 22,8 juta warganya menjadi lebih sulit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H