Mohon tunggu...
Kiki Fajriani
Kiki Fajriani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

40 Tahun Band U2 dan Hal yang Bisa Diteladani

25 September 2016   12:21 Diperbarui: 26 September 2016   08:15 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: www.gamecrate.com

Walaupun U2 sudah ditasbihkan sebagai salah satu musisi terbaik yang pernah ada, hal itu tidak membuat para personilnya merasa puas dan berhenti belajar. Adam Clayton rela meninggalkan Dublin untuk memantapkan skillbass-nya selama berbulan-bulan di New York pada tahun 1995. Bono belajar bermain piano dengan guru les piano anaknya sendiri. Mereka selalu ingin menjadi sosok yang lebih baik dari diri mereka sendiri di masa lampau. Mereka terus berinovasi, walau kadang hal tersebut melelahkan dan berisiko menuai cacian. Hampir tidak ada album mereka yang “terdengar” sama, padahal mereka bisa saja merilis The Joshua Tree jilid 2, jilid 3, dan seterusnya. 

Setiap tur konser mereka selalu bisa menyajikan kejutan-kejutan baru yang belum pernah ada di tur-tur mereka sebelumnya, padahal mereka bisa saja membuat Zoo TV Tour jilid 2, jilid 3, dan seterusnya. Di usia mereka semua yang sudah berada di dekade lima, mereka belum terlihat berencana untuk pensiun. Album ke-14 mereka rencananya akan dirilis akhir tahun ini atau awal tahun depan. Sebuah pencapaian luar biasa mengingat kebanyakan musisi di usia mereka akan lebih memilih untuk hanya menggelar tur konser dan kembali memainkan lagu-lagu hits legendaris yang mereka miliki. Mereka tidak senang dianggap veteran. Mereka tidak puas dengan hanya menjadi hebat. Ketika ditanya dengan siapakah U2 bersaing di era musik modern dekade 2010an, Adam Clayton menjawab bahwa dari dulu, sekarang dan selamanya, saingan U2 akan tetap sama, yakni mereka yang terbaik; The Beatles, Jimmy Hendrix, atau The Who.

Popularitas dan uang bukan diciptakan untuk mempecundangimu

Berapa banyak publik figur legendaris yang karir dan kehidupannya hancur karena ketenaran dan kekayaannya sendiri? Tidak terhitung. Berapa banyak band hebat yang bubar akibat kegaduhan internal yang asal mulanya adalah popularitas dan uang yang mereka ciptakan sendiri? Tidak terhitung. Uang dan popularitas seperti pisau bermata dua. Dan untungnya U2 tahu persis dengan hal ini. Ketika orang-orang yang berada di posisi mereka mungkin akan lebih memilih untuk berganti-ganti pasangan atau menikahi supermodel kelas dunia, tiga dari empat personil band ini lebih memilih untuk tetap hidup bersama dengan kekasih mereka sejak SMA (istri pertama The Edge, Aislinn adalah kekasih masa sekolahnya di Mount Temple). 

Ketika orang-orang yang berada di posisi mereka mungkin akan lebih memilih menggunakan uang mereka untuk berpesta dimana-mana, memakai obat-obatan terlarang, living a life like a rockstars, mereka lebih memilih untuk “membuang” uang mereka untuk orang-orang yang membutuhkan, atau menjadi kader perdamaian dunia. Dan jika berbicara masalah uang, U2 adalah satu dari sedikit band yang membagi keuntungan mereka dengan porsi sama rata kepada masing-masing personil, tanpa melihat kapasitas kontribusi mereka dalam sebuah proyek. Masalah royalti adalah masalah yang paling sering membuat hubungan antarpersonil sebuah band retak, namun U2 malah menjadikan hal ini menjadi salah satu alasan mengapa mereka bisa selanggeng ini. Bagi mereka yang bukan penggemar pasti menganggap hal-hal tersebut berlebihan dan munafik, terutama untuk seseorang yang bergelar rockstar. Maka inilah yang menjadi salah satu hal dari U2 yang paling dikagumi oleh penggemarnya, namun sangat dicaci oleh pembencinya. And they don’t give a sh*t.

Keep your circle small

Bagi beberapa orang, poin yang satu ini mungkin agak kontroversial, mengingat Bono yang kelihatannya memiliki banyak kenalan dari berbagai kalangan terkenal, mulai dari politikus dunia sampai aktor dan aktris Hollywood. Namun, arti kata “circle” disini lebih sempit. Makna lingkaran yang saya tekankan di sini adalah lingkungan atau orang-orang yang menjadi tempatmu “pulang”. Poin ini sebenarnya saya ambil dari isi wawancara sebuah media Irlandia kepada istri Bono, Ali Hewson. Ia mengatakan, bahwa “circle” U2 sejak masa-masa di Mount Temple sampai sekarang tetaplah sama. U2 sudah menjadi sebuah keluarga besar yang bukan hanya tentang empat orang, bahkan sejak mereka terbentuk. Bono dan Larry sampai detik ini masih bersama membina hidup dengan kekasih mereka sejak SMA, Ali dan Ann, yang juga merupakan sahabat karib sejak di Mount Temple. 

Dua sahabat non-U2 Bono yang cukup legendaris di kalangan penggemar, Gavin Friday dan Guggi, masih menjadi sahabat Bono dan anggota band yang lain sampai sekarang. Anak-anak dari Bono, The Edge dan Larry adalah kawan dekat. Bono adalah God Father dari salah satu anak The Edge. Saat Bono menikahi Ali, Adam Clayton dipilih Bono sebagai best man-nya. Saat The Edge menikahi Aislinn, Bono dipilih The Edge sebagai best man-nya. Mereka berempat masih berdomisili di Dublin dan sama-sama menyewa mansion di Perancis Selatan yang selalu mereka kunjungi saat musim panas. Kadang menjadi sedikit aneh rasanya ketika melihat mereka masih saja bersama-sama bahkan saat pergi liburan, menonton konser musisi lain atau pertandingan sepak bola,  atau sekedar minum dan nongkrong di bar. Lingkaran mereka begitu kecil dan tertutup, tapi berkualitas. Sebesar apapun mereka, mereka tidak pernah lupa daratan, tidak pernah lupa untuk pulang. Loyalitas sangat kental dalam lingkaran sosial mereka. Jadi, mengapa U2 bisa bertahan sampai empat puluh tahun dengan empat personil yang sama? Karena U2 adalah kumpulan orang-orang loyal.

Friendship once it’s won, it’s won, it’s one

Ini adalah poin terakhir sekaligus paling krusial dari berbagai hal yang bisa kita teladani dari U2. Jika Anda sudah mulai letih membaca artikel panjang ini, maka saya sarankan istirahat sejenak dahulu, karena ini akan menjadi poin yang penjelasannya paling panjang.

“They are very, very loyal to each other, and they are really, really kind to each other. It’s no good to have somebody not well in the unit of not happy. The others don’t say “Hard luck, mate. We’re carrying on.” The others say “Ok, we’ve gotta get that person happy again, we’ve got to draw them back into the circle.”.” – Brian Eno

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun