Tak butuh waktu lama, semua isi dalam celengan itu sudah keluar. Kuhitung selembar demi selembar kumpulan uang yang selama ini kukumpulkan.
Memang tak banyak jumlahnya, tapi itu sudah cukup untuk mendobrak apa yang kulamunkan selama ini.
Kupakai tabungan yang terkumpul untuk membeli rumah dari programnya gubernur berambut putih itu. Suhunya jateng itu memang cakap dalam membuat program.
Walaupun diriku tak banyak tahu tentang program beliau, tapi dari salah satu programnya itulah yang dapat mewujudkan mimpiku.
"Tuku lemah, oleh omah" begitulah program suhunya Jateng itu.
Setelah kutelisik lebih dalam lagi, ternyata program mantan DPR RI itu tidak memerlukan DP untuk mendapatkan bantuan rumah itu.
Rasa sesal sedikit kurasakan karena telah menyembelih ayam yang setia menjaga uangku. Tapi tak apa, pasti uang itu juga akan berguna.
Dari info yang sudah kukantongi, gubernur berambut putih itu membuat kebijakan terkait syarat mendapatkan rumah.
Yang membuatku takjub dan tercengang, ketika ia hanya mematok biaya bulanan sebesar 355 ribu perbulan.
Bayangkan betapa dermawannya si rambut putih. Ini biaya beli rumah lho, bukan ngekos. Nominal uang yang gak begitu memberatkan rakyat.
Rumah dengan tanah berukuran 6x8 meter dan bangunan 6x6 meter bisa dicicil dengan jumlah sekian, yang pastinya bisa dijangkau rakyat miskin seperti diriku.