Sampai pada titik dimana ia mengatakan sesuatu yang tak pernah kusangka-sangka. Wajahku yang sebelumnya memelas berubah menjadi sumringah.
"Melok o program tuku lemah oleh lemah e pak gubernur", ucapnya penuh saran.
Mendengar ucapannya itu, banyak pertanyaan yang mencuat dalam otakku. Semua pertanyaan kukeluarkan agar mendapat jawaban dari atasanku itu.
Dan benar saja, program pemimpin nomor satu di Jateng itu memang benar adanya dan berjalan sampai sekarang.
Mendengar kabar bahagia itu tak sabar diriku bergegas pulang bertemu orang tuaku. Tak lupa memberikan informasi penting yang kudapatkan.
Sepulang kerja langsung kupeluk ibukku yang saat itu sedang menyapu teras rumah beralaskan tanah.
Perempuan paruh baya itu bingung, dan bertanya mengapa diriku bisa segirang ini. Dari arah kamar bapak juga keluar menanyakan hal sama.
Saat itu lah aku menceritakan dari A -- Z terkait info yang kudapat. Mendengar hal itu bapak yang sudah berumur tersenyum dan meneteskan air matanya.
Mata tua mereka tak bisa berbohong, kebahagiaan menyelimuti hati keduanya ketika mendengar kabar yang kuberikan. Tak lama, diriku beranjak dan berjalan ke kamar untuk mengambil celengan ayam yang tak kunjung kenyang itu.
Celengan ayam yang sudah setia menemani masa sulit dengan terpaksa kubuka, karena ingin mewujudkan harapanku.
Dengan berhati-hati kurobek perut ayamku, sedikit demi sedikit mulai terlihat pundi-pundi uang yang selama ini bersembunyi di baliknya.