Mohon tunggu...
Kidung Sableng
Kidung Sableng Mohon Tunggu... -

Hanya manusia biasa yang biasa-\r\nbiasa saja, karena tidak memiliki sesuatu yang luar biasa.... dan masih belajar membiasakan diri agar terbiasa dengan segala hal diluar kebiasaan...\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Evakuasi

14 Desember 2010   13:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:44 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12923321952074745944
12923321952074745944
1292332296974321361
1292332296974321361
1292332669469786658
1292332669469786658

"...BBRRRUUKKKK... !!", tiba-tiba terdengar suara benda jatuh ke lantai........ ..............................................................................................................................................................................

" Den Ayu... Den Ayu... bangun!", suara mantan istri Carok coba menyadarkan anak gadis Ki Demang yang pingsan.

Ternyata tanpa sepengetahuan Ki Demang dan mantan istri Carik, anak gadisnya diam-diam ikut mendengarkan pembicaraan itu. Ketika mendengar perkataan Ki Demang Ambeyen tentang keberadaan ibunya, dia langsung jatuh pingsan tak sadarkan diri.

Keesokan harinya......

Warga Desa seakan terperanjat mendengar kabar ditangkapnya Ki Demang Ambeyen atas tuduhan menghilangkan nyawa istrinya sendiri. Semua warga hampir tidak mempercayai hal tersebut, Ki Demang Ambeyen yang terkenal baik budi, dermawan dan menjadi panutan mereka hampir berpuluh-puluh tahun... ternyata tidak lebih dari seorang pembunuh sadis yang kejam.

Bocah Sableng yang sudah 1 bulan lebih tidak bermain ke rumah KD ikut kecewa dan sedih. Sejak kejadian sore yang pongah itu dia memang sudah tidak pernah lagi mendatangi rumah KD, dia masih ketakutan, dan memilih untuk lebih banyak belajar mengaji di Surau, serta membantu pekerjaan orang tuanya demi mempertahankan hidup mereka. Sableng pun semakin sadar bahwa tidak ada satu manusiapun di dunia ini yang sempurna dan bisa dijadikan panutan/ pegangan hidup kecuali Allah SWT dan Rasul-Nya beserta Kitab Suci-Nya. Dia juga teringat akan pesan guru ngaji nya... " Jangan pernah kau dongakkan wajahmu seakan menantang langit, tapi senantiasa tundukkanlah wajahmu biar hati dan roh mu yang berbicara kepada-Nya".

Mantan istri Carok juga sangat terpukul, dia sangat menyesali perbuatannya... terlebih mengingat kejadian yang menimpa suaminya.. Carok. Carok sangat terpukul ketika mendengar istrinya meminta cerai darinya, dia sudah berusaha menolak dan berjanji menghilangkan kebiasaan buruknya, tetapi istrinya tetap bersikeras. Seminggu kemudian Carok ditemukan tewas karena terlalu banyak menenggak arak, dadanya terlihat seperti hangus terbakar.

Mantan istri Carik akhirnya harus pergi dari rumah Ki Demang Ambeyen, harta milik KD ternyata adalah warisan milik Nyi Demang. Dia pun memutuskan untuk kembali ke rumah Carik Corak, tetapi Carik Corak tidak bersedia menerimanya lagi. Akhirnya dengan rasa malu dan sedih dia meninggalkan desa itu... entah kemana....

Anak gadis KD sangat terpukul dengan kejadian itu, dia merasa menyesal telah melaporkan kejahatan bapak yang disayanginya itu. Tetapi hati kecilnya berkata kebenaran harus selalu ditegakkan... meski harus mengorbankan orang-tuanya sendiri. Dia pun akhirnya memutuskan kembali ke kota untuk mencari pekerjaan lagi, karena dia tahu seyogjanya Doa, usaha, dan harapan harus berjalan seiring. Meskipun dia juga tahu bahwa hasil akhir dari perjuangan dan pengorbanannya bukan dia sendiri yang menentukan. Seperti halnya juga Jodoh, Rizky dan Mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun