Media sosial apa yang Anda gunakan? Apakah Anda memiliki akun di Instagram, Twitter, Facebook, atau TikTok? Apakah Anda memposting banyak konten Anda sendiri? Apakah Anda memposting ulang konten orang lain? Atau, apakah Anda lebih suka hanya mengamati apa yang dilakukan teman, influencer, atau selebritas? Berapa banyak waktu dan energi yang Anda curahkan untuk apa yang Anda posting dan bagaimana Anda mengatur media sosial Anda? Apakah penting bagi Anda bahwa pengikut Anda menyukai, memposting ulang, atau mengomentari konten Anda?
Seperti apa hubungan Anda dengan media sosial? Platform mana yang paling sering Anda gunakan? Yang mana yang Anda jauhi? Seberapa sering Anda masuk?
Apakah Anda muak dengan media sosial?
Sekali waktu, media sosial memiliki begitu banyak janji. Temukan orang yang berpikiran sama dengan hobi esoteris Anda! Dan bagi kita yang bekerja dari rumah, itu memberi kita ruang untuk bersosialisasi dengan manusia lain.
Tapi tak lama kemudian berubah menjadi sesuatu yang lain. Sekarang Anda berhubungan dengan semua orang yang pernah Anda temui, meskipun itu hanya sekilas. Anda akan jauh lebih baik kepada semua orang dalam hidup Anda jika Anda tahu pada akhirnya mereka semua akan kembali.
Di akhir dekade 2000-an, gema Facebook dan Twitter kian mengglobal. Merujuk Statista, bahkan sebelum dekade 2010-an dimulai, Facebook telah memiliki 360 juta pengguna di seluruh dunia. Sementara Twitter "hanya" berada di angka 30 juta pengguna aktif. Jika jumlah pengguna dianalogikan sebagai negara, Facebook sudah serupa Amerika Serikat. Sementara Twitter sudah sebesar Malaysia.
Di Guatemala, misalnya, Ofelia, Avilio, dan Elsira Funez Velasquez dapat berkumpul kembali melalui Facebook selepas perang sipil yang berlangsung antara 1960-1996 memisahkan mereka. Anais Bordier dan Samantha Futerman pun serupa. Adik-kakak ini dipertemukan kembali berkat Facebook selepas tak berjumpa sejak lahir.
Di ranah bisnis, kehadiran media sosial sukses menciptakan rantai bisnis lain yang menopangnya. Sebut saja Zynga, perusahaan pencipta game web, yang melahirkan FarmVille, Zynga Poker, hingga CSR Racing untuk para pengguna Facebook. Skema bisnis parasit ini sukses membuat Zynga menggaet uang senilai $1 miliar tatkala mereka melakukan penawaran saham perdana (IPO).
Di lain sisi, Twitter yang lebih banyak diisi aktivis, buzzer, dan politisi caper, menghentak dengan caranya sendiri. Hentakannya bukan soal akun @POTUS atau @Pontifex. Melainkan, sebagaimana disebut Peter Vermeij dalam artikelnya di jurnal Journalism Practice (Vol. 6, 2012) berjudul “Twitter Links Between Politicans and Journalists”, Twitter merupakan media sosial dengan perspektif sebagai penyebar informasi.
Alasannya, ia menulis: “adalah kenyataan bahwa setengah dari trending topics Twitter diangkut oleh CNN menjadi headline.”
Di awal dekade 2010-an, Twitter bahkan menjadi bagian tak terpisahkan dari fenomena alam politik bernama “musim semi Arab”. Kala itu, The Guardian melaporkan terjadi lonjakan Tweet yang sangat besar bersumber dari warga Mesir yang menginginkan pemimpinnya mundur.
Kicauan di Twitter dengan tagar #Jan25, yang semula hanya berjumlah 2.300 Tweet, melonjak menjadi 130.000 Tweet per hari selama seminggu sebelum pada akhirnya Presiden Hosni Mubarak mundur dari Jabatannya.
Di sisi lain, ilmuwan menemukan, terdapat hubungan antara penggunaan media sosial dan gejala depresi pada anak berusia 14 tahun, dan hubungan itu mungkin jauh lebih kuat untuk anak perempuan daripada anak laki-laki. Fakta itu diungkap melalui penelitian berjudul Social Media Use and Adolescent Mental Health: Findings From the UK Millennium Cohort Study.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal EClinical Medicine itu mencatat bahwa perempuan yang menggunakan media sosial 50 persen lebih berisiko terkena depresi daripada laki-laki yang hanya 35 persen. Penelitian ini membandingkan anak-anak yang menggunakan media sosial 1 sampai 3 jam per hari.
Penelitian ini juga menemukan bahwa penggunaan media sosial juga mempengaruhi peningkatan pelecehan online, kurang tidur, dan body shaming, yang selanjutnya akan meningkatkan gejala depresi yang lebih tinggi.
Bahwa bukan media sosial yang membuat kita sengsara, kita juga menjadi lebih sengsara disaat offline. Saya masih percaya bahwa Facebook atau Twitter bukanlah penyebab ketidakbahagiaan, tetapi mereka memperburuknya. Media sosial, dan Facebook khususnya, tidak menciptakan hal-hal untuk membuat Anda marah, mereka hanya memperkuat apa yang sudah membuat Anda kesal.
Anda suka media sosial. Sebelum Facebook dan Twitter, Anda berada di MySpace dan Friendster. Ide bergaul dengan teman-teman Anda secara online selalu menarik bagi Anda. Tapi Anda menyadari bahwa Anda tidak menikmatinya seperti dulu, dan Anda bosan dengan negativitas dan argumentasi platform.
Tapi apakah sebenarnya Facebook membuat Anda tidak bahagia?
Yang pertama, dan mungkin lebih jelas, adalah bahwa Facebook dan platform media sosial lainnya seperti Twitter atau Instagram adalah cerminan Anda. Mereka tidak membuat konten untuk ditampilkan kepada Anda tanpa partisipasi Anda. Anda memilih apa yang Anda lihat.
Di Facebook, Anda biasanya berteman dengan orang yang Anda kenal "dalam kehidupan nyata." Orang-orang itu kemudian menunjukkan kepada Anda apa yang mereka makan untuk makan malam, memposting foto anak-anak dan hewan peliharaan mereka, berbagi pendapat soal politik, ekonomi, swafoto di saat liburan, keluh kesah, sedih, gembira hingga berdoa kepada Tuhan.
Jika itu membuat Anda merasa tidak bahagia, Facebook memberi Anda berbagai opsi. Anda dapat mengklik "Sembunyikan Postingan-Lihat lebih sedikit postingan seperti ini." Jika teman Anda telah menjadi robot politik setelah pemilu tetapi Anda berharap mereka pada akhirnya akan tenang, Anda dapat memilih opsi “Jeda teman selama 30 hari”.
Jika Anda sedang berjuang mungkin hamil, atau baru saja bercerai, dan foto-foto teman Anda yang sedang berkumpul dengan suami atau anak-anaknya membuat Anda kesal, Anda dapat memilih “Berhenti mengikuti teman”. Itulah opsi "bisu" dalam Facebook.
Teman Anda tidak akan tahu bahwa mereka telah dibungkam dan Anda tidak akan membatalkan pertemanan mereka. Anda selalu dapat mengaktifkan jika keadaan berubah.
Faktanya, Facebook adalah jejaring sosial yang paling memungkinkan Anda menyesuaikan pengalaman Anda untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan darinya. Tentu saja teman-teman Anda akan mengganggu Anda di Facebook, seperti yang mungkin mereka alami di kehidupan nyata, tetapi hanya di Facebook Anda memiliki kemampuan untuk mendiamkan mereka untuk sementara atau selamanya.
Apa yang tidak bisa dilakukan Facebook: Menyaring interaksi kehidupan nyata Anda sehari-hari.
Singkatnya, ini bukan Facebook, ini Anda. Eksperimen "media sosial membuat Anda sengsara" tidak dapat mengukur seberapa banyak hal lain yang mungkin membuat Anda sengsara. Mereka tidak bersama Anda di kereta api ketika Anda membaca sebuah status yang membuat Anda marah. Mereka tidak melihat mata Anda berputar ketika Anda bertemu dengan seorang teman sambil minum kopi dan Anda akhirnya mendengarkan infomersial setengah jam tentang semua hal hebat yang terjadi dalam hidup teman Anda.
Media sosial, dan Facebook khususnya, tidak menciptakan hal-hal yang membuat Anda marah, mereka hanya memperkuat apa yang sudah membuat Anda kesal.
Kebahagiaan membutuhkan lebih dari sekadar hal-hal yang berjalan dengan baik; orang juga harus mendapatkan lebih dari yang mereka harapkan. Jadi, jika kita memiliki lebih dari sebelumnya—kesehatan yang baik dan waktu luang, memiliki harapan yang lebih besar. Di situlah perubahan harus dimulai. Jika media sosial membuat Anda merasa seperti Anda harus mengenakan bikini di pinggiran pantai yang biru alih-alih di bawah lampu neon di tempat kerja, membungkuk di depan komputer Anda, mungkin bukan ide terburuk untuk berhenti sejenak. Saring ekspektasi Anda dan Anda mungkin perlu menyaring interaksi Anda jauh lebih sedikit.
Saatnya Anda melakukan perubahan. Mungkin sudah saatnya Anda melakukan hal yang sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H