Mohon tunggu...
Mas
Mas Mohon Tunggu... Freelancer - yesterday afternoon a writer, working for my country, a writer, a reader, all views of my writing are personal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances— Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Apakah Sudah Saatnya Anda Menyerah di Media Sosial?

9 Januari 2022   07:09 Diperbarui: 9 Januari 2022   07:14 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kicauan di Twitter dengan tagar #Jan25, yang semula hanya berjumlah 2.300 Tweet, melonjak menjadi 130.000 Tweet per hari selama seminggu sebelum pada akhirnya Presiden Hosni Mubarak mundur dari Jabatannya.

Di sisi lain, ilmuwan menemukan, terdapat hubungan antara penggunaan media sosial dan gejala depresi pada anak berusia 14 tahun, dan hubungan itu mungkin jauh lebih kuat untuk anak perempuan daripada anak laki-laki. Fakta itu diungkap melalui penelitian berjudul Social Media Use and Adolescent Mental Health: Findings From the UK Millennium Cohort Study.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal EClinical Medicine itu mencatat bahwa perempuan yang menggunakan media sosial 50 persen lebih berisiko terkena depresi daripada laki-laki yang hanya 35 persen. Penelitian ini membandingkan anak-anak yang menggunakan media sosial 1 sampai 3 jam per hari. 

Penelitian ini juga menemukan bahwa penggunaan media sosial juga mempengaruhi peningkatan pelecehan online, kurang tidur, dan body shaming, yang selanjutnya akan meningkatkan gejala depresi yang lebih tinggi.

Bahwa bukan media sosial yang membuat kita sengsara, kita juga menjadi lebih sengsara disaat offline. Saya masih percaya bahwa Facebook atau Twitter bukanlah penyebab ketidakbahagiaan, tetapi mereka memperburuknya. Media sosial, dan Facebook khususnya, tidak menciptakan hal-hal untuk membuat Anda marah, mereka hanya memperkuat apa yang sudah membuat Anda kesal.

Anda suka media sosial. Sebelum Facebook dan Twitter, Anda berada di MySpace dan Friendster. Ide bergaul dengan teman-teman Anda secara online selalu menarik bagi Anda. Tapi Anda menyadari bahwa Anda tidak menikmatinya seperti dulu, dan Anda bosan dengan negativitas dan argumentasi platform.

Tapi apakah sebenarnya Facebook membuat Anda tidak bahagia?  

Yang pertama, dan mungkin lebih jelas, adalah bahwa Facebook dan platform media sosial lainnya seperti Twitter atau Instagram adalah cerminan Anda. Mereka tidak membuat konten untuk ditampilkan kepada Anda tanpa partisipasi Anda. Anda memilih apa yang Anda lihat.

Di Facebook, Anda biasanya berteman dengan orang yang Anda kenal "dalam kehidupan nyata." Orang-orang itu kemudian menunjukkan kepada Anda apa yang mereka makan untuk makan malam, memposting foto anak-anak dan hewan peliharaan mereka, berbagi pendapat soal politik, ekonomi, swafoto di saat liburan, keluh kesah, sedih, gembira hingga berdoa kepada Tuhan.

Jika itu membuat Anda merasa tidak bahagia, Facebook memberi Anda berbagai opsi. Anda dapat mengklik "Sembunyikan Postingan-Lihat lebih sedikit postingan seperti ini." Jika teman Anda telah menjadi robot politik setelah pemilu tetapi Anda berharap mereka pada akhirnya akan tenang, Anda dapat memilih opsi “Jeda teman selama 30 hari”.

Jika Anda sedang berjuang mungkin hamil, atau baru saja bercerai, dan foto-foto teman Anda yang sedang berkumpul dengan suami atau anak-anaknya membuat Anda kesal, Anda dapat memilih “Berhenti mengikuti teman”. Itulah opsi "bisu" dalam Facebook.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun