Mohon tunggu...
Mas
Mas Mohon Tunggu... Freelancer - yesterday afternoon a writer, working for my country, a writer, a reader, all views of my writing are personal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances— Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengulik Freemason yang Pernah Singgah di Cirebon

3 Januari 2022   09:21 Diperbarui: 3 Januari 2022   09:26 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, Grand Lodge of Scotland meninggalkan media sosial sambil menunggu tinjauan internal "karena kekhawatiran bahwa rahasia yang dijaga dibocorkan secara online", lapor The Times.

Dalam lingkaran konspirasi, "Freemason" dan "Illuminati" sering digunakan secara bergantian untuk merujuk pada "tatanan dunia baru", komplotan rahasia tokoh-tokoh kuat yang diduga mengarahkan urusan global.

Di luar kepentingan bersama dalam ritual dan simbolisme, bagaimanapun, tidak ada hubungan yang jelas antara freemason dan Illuminati, sebuah ordo berumur pendek yang didirikan di Bavaria abad ke-18. Asosiasi keduanya mungkin muncul karena Illuminati merekrut banyak anggota dari loge Masonik, lapor Vox.

Meskipun aturan ordo melarang freemason menggunakan keanggotaan mereka untuk keuntungan pribadi ataupun profesional, pengaruh mereka di lembaga publik-khususnya sistem peradilan-telah dipertanyakan.

Usulan bahwa politisi, hakim dan polisi bisa menjadi anggota masyarakat rahasia telah lama menimbulkan kekhawatiran tentang transparansi dan nepotisme.

"Kekhawatiran telah diungkapkan tentang dampak Mason terhadap pembentukan kekuatan selama beberapa dekade," kata Vice News.

Sejarah paranoia berutang banyak pada masyarakat rahasia. Kekhawatiran yang tidak beralasan terhadap jaringan klandestin berlimpah di antara orang-orang yang mudah percaya, yang membayangkan sebuah dunia dikendalikan oleh tangan-tangan tak terlihat, padahal kenyataannya sebagian besar perkumpulan rahasia sama sekali tidak berbahaya.

Cirebon, yang dijuluki Kota Wali, memang dikenal punya segudang  tempat wisata sejarah yang menggambarkan kisah kejayaan kerajaan Islam. Jika ingin menelusuri lebih jauh soal jejak Kesultanan Cirebon, lanjutkan perjalanan ke Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan atau kompleks Makam Sunan Gunung Jati. Wisatawan akan melihat akulturasi budaya Jawa, Sunda, Arab, Cina, dan Eropa yang tampak dari arsitektur bangunannya.

Menjadi menarik ketika Kompleks Makam Sunan Gunung Jati, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon,  ditemukan logo Freemason pada tugu pertama, pintu sebelah kiri ketika memasuki situs religi kebanggaan masyarakat Cirebon tersebut. Logo tersebut, terukir dalam piring keramik berwarna kuning dengan huruf G, logo jangka, dan mistar terukir jelas, yang tampak di tengah keduanya. 

Mengapa huruf G" sebagai simbol?  Dalam bahasa Inggris dan Jerman kata untuk Tuhan dimulai dengan G. Tapi tukang batu adalah institusi pendidikan, sehingga G adalah singkatan dari geometri. Bagi freemason, geometri hanyalah salah satu dari tujuh seni liberal. Seorang Mason yang tidak dapat mengingat enam lainnya hanya perlu melihat ke atas, karena semuanya tertulis di langit-langit: aritmatika, retorika, logika, tata bahasa, musik, dan astronomi. Empat kebajikan utama --- ketabahan, kehati-hatian, kesederhanaan, dan keadilan --- juga tertulis di sana.

Agak sulit menelusuri latar sejarah keramik bersimbol freemason di Kompleks Makam Sunan Gunung Jati ini, mengingat ratusan tahun beroperasi di nusantara, keberadaan Freemason atau dalam bahasa Belanda dikenal Vrijmetselaarij, nyaris tak tertulis dalam buku-buku sejarah. Padahal, banyak literatur yang cukup memadai untuk dijadikan rujukan penulisan sejarah tentang gerakan freemason di wilayah jajahan yang dulu bernama Hindia Belanda ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun