Aku benar-benar masih berusaha untuk mengelabuinya, ketika satu sabetan rambutnya mengenai paha kiriku. Kali ini terasa ngilu. Sialan!
"Kau kira hanya aku yang ingin mengambil Cortes? Ada Pendekar Rajawali yang diam-diam juga akan merebutnya darimu."
Elsa tampak mengernyitkan dahi. Entah apa yang dipikirkannya. "Maksudmu Yoko?"
Aku mengerling, berharap ia lengah.
Namun, kedua tanganku terkunci oleh lilitan rambut putihnya, sementara pedang terhunus pada pangkal leherku. Wanita berkulit sepucat mayat itu berhasil membaca rencanaku.
Aku berdiri terhuyung, sambil mengangkat kedua alis, mencoba menebar pesona. Elsa hanya memicingkan kedua matanya. Sialan, usahaku tak berhasil!
"Kau mencoba mengelabuiku lagi, Jack? Yokolah yang memberikan Cortes kepadaku. Dia lelaki baik. Tak secerdas dirimu, tetapi dua tulus," ucap Elsa, "terkejut?"
"Ah, ya ... sedikit. Kukira dia mengincar Cortes juga. Tapi ... hmm, begini saja. Kita akan jadi sekutu yang hebat. Si cantik Elsa dan si tampan Jack Sparrow. Kita bisa membasmi kejahatan bersama. Bagaimana menurutmu?" Aku melayangkan senyuman termanis, walaupun beberapa gigi tampak tak lagi putih.
"Ah, Jack. Kenapa tak sedari tadi kau menawarkan gagasan itu? Aku kini lega."
Mataku mengerjap beberapa kali. Rasanya tak mungkin semudah ini. Ah, mungkinkah ini hanya taktiknya belaka? Apa pun itu, aku harus tetap waspada.
Sedetik kemudian, terompet dibunyikan, dan beberapa wajah yang tak asing muncul dari balik tembok-tembok dingin dan kaku itu. Yoko, Davy Jones, bahkan Optimus Prime.