Dalam penelitian Pramudyastuti et al. (2021), lima dari sepuluh responden mengakui bahwa kesombongan mereka mendorong mereka untuk melakukan kecurangan akademik. Mereka merasa bahwa sistem yang ada tidak cukup efektif dalam memberikan efek jera, dan mereka menilai bahwa melakukan kecurangan bukanlah hal yang mudah sehingga merasa senang jika berhasil melakukannya.Â
Hal ini menunjukkan bahwa arogansi merupakan faktor yang signifikan dalam mendorong kecurangan akademik mahasiswa (Pramudyastuti et al., 2021).
Bagaimana cara mencegah tindakan kecurangan akademik (academic fraud)?
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk dapat mengatasi, meminimalisir, dan mencegah kecurangan yang dilakukan oleh mahasiswa. Beberapa hal yang dapat dilakukan mengenai kelima unsur tersebut adalah sebagai berikut:
- Tekanan: Preventif terhadap tekanan dapat dilakukan dengan memberikan bimbingan intensif kepada siswa, menyelenggarakan kegiatan yang mencegah kecurangan, mengadakan seminar psikologi, serta memberikan bimbingan rohani dan mental untuk membangun akhlak yang baik.
- Peluang: Upaya untuk mengurangi peluang kecurangan meliputi peningkatan pengawasan dengan CCTV, penataan ruang ujian yang baik, pemantauan terhadap proses pembelajaran dosen, dan pemetaan kelompok kecil.
- Rasionalisasi: Rasionalisasi kecurangan akademik dapat diminimalisir dengan memberlakukan sanksi yang tegas, serta mengubah persepsi bahwa kecurangan adalah hal yang wajar.
- Kompetensi: Perbaikan sistem pengawasan dan pengendalian internal dapat mengurangi kesenjangan untuk melakukan kecurangan, sementara pembaruan jenis soal dan tugas juga diperlukan untuk mengurangi motivasi kecurangan.
- Arogansi: Perguruan tinggi perlu menciptakan suasana akademik yang kondusif, menegaskan sanksi bagi pelaku kecurangan, menanamkan nilai etika melalui kegiatan tambahan di luar perkuliahan, dan memberikan apresiasi terhadap prestasi siswa.
Berdasarkan penelusuran, tindakan kecurangan akademik di kalangan mahasiswa akuntansi merupakan fenomena umum di berbagai perguruan tinggi. Teori kecurangan baru, yaitu Teori Pentagon Kecurangan, menjelaskan lima faktor yang mendorong perilaku kecurangan, termasuk tekanan, peluang, rasionalisasi, kompetensi, dan arogansi.
Penelitian awal menunjukkan bahwa tekanan, khususnya dari luar, mendorong mahasiswa untuk mencapai IPK yang tinggi. Tekanan tersebut membuat mahasiswa melihat peluang dalam sistem pembelajaran yang longgar, baik dalam pengawasan ujian maupun peraturan dosen.Â
Rasionalisasi kemudian membenarkan perilaku kecurangan agar tidak bertentangan dengan etika. Kompetensi memberikan keyakinan kepada mahasiswa untuk melakukan kecurangan dengan percaya diri. Terakhir, arogansi terkadang menjadi faktor mahasiswa melakukan kecurangan karena kesombongan.
Referensi
Hafizha, R. (2021). PENTINGNYA INTEGRITAS AKADEMIK. Journal of Education and Counseling, 1(2), 115-124. Retrieved Maret 6, 2024
Pramudyastuti, O. L., Susilo, G. F., & Miranda, D. P. (2021). Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi:.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI