Berdasarkan hasil penelitian penulis, pengamatan yang dilakukan pada taraf nyata 5%, terlihat bahwa rasio EBITDA/ TA, ROE, dan TATO berpengaruh positif secara signifikan terhadap nilai DSCR. Sementara variabel lainnya yaitu, DAR dan WC/TA berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai DSCR. EBITDA merupakan keuntungan sebelum dikurangi bunga dan pajak serta mencakup nilai depresiasi dan amortisasi.Â
Nilai EBITDA/TA menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari aset yang dimilikinya. Rasio ini secara signifikan berpengaruh positif terhadap nilai DSCR. Variabel EBITDA/TA memiliki nilai koefisien regresi terbesar dibandingkan variabel lainnya yaitu sebesar 10.902.
Rasio profitabilitas yang diwakilkan oleh ROE memengaruhi DSCR secara signifikan. Koefisien ROE yang bertanda positif sebesar 0.829 menandakan apabila variabel lainnya diasumsikan tetap, maka peningkatan 1 satuan variabel ROE akan meningkatkan nilai DSCR sebanyak 0.829. Semakin besar tingkat pengembalian atas modal yang dimiliki perusahaan maka semakin besar nilai DSCR perusahaan tersebut. Nilai DSCR yang besar merupakan indikator perusahaan yang terbebas dari kondisi financial distress.
TATO berpengaruh posifif dan signifikan terhadap nilai DSCR dengan koefisien sebesar 1.162. Hal ini berarti jika nilainya meningkat 1 satuan, maka nilai DSCR bertambah sebesar 1.162. Rasio ini menunjukkan seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber daya atau asetnya. Semakin besar nilai TATO menunjukkan bahwa efektivitas perusahaan tinggi dalam menghasilkan penjualan yang akan menghasilkan keuntungan optimal.Â
DAR tidak berpengaruh signifikan terhadap DSCR karena memiliki nilai p-value lebih besar dari alpha 0.05 yakni sebesar 0.608. Hal ini berarti peningkatan maupun penurunan DAR tidak mengakibatkan perubahan terhadap nilai DSCR, sehingga tidak berpengaruh terhadap financial distress perusahaan.Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa DAR berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai DSCR.
rasio likuiditas yang diukur dengan WC/ TA ini tidak berpengaruh signifikan terhadap financial distress perusahaan agribisnis dikarenakan nilai p-value WC/TA sebesar 0.807 lebih besar dari alpha 0.05. Pengaruh yang tidak signifikan dikarenakan tidak adanya perbedaan yang berarti antara kondisi likuiditas perusahaan sehat dan perusahaan yang mengalami financial distress.
Nilai R-squared yang dihasilkan model cukup besar yaitu sebesar 82.782%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel terikat sebesar 82.782%. Sisanya yaitu 17.218% merupakan faktor-faktor lain diluar variabel penelitian yang juga mempengaruhi kondisi financial distress perusahaan.
Kesimpulan
Maka kita dapat menarik kesimpulan dari penelitian yang telah di lakukan oleh penulis bahwa, Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap financial distress perusahaan agribisnis adalah EBITDA/TA, ROE, dan TATO. Ketiga variabel tersebut memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai DSCR.Â
Semakin besar variabel tersebut, maka semakin besar nilai DSCR sehingga perusahaan terbebas dari kondisi financial distress. Sedangkan DAR dan WC/TAtidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai DSCR
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H