Jadi, mulailah dengan mengajarkan kebaikan, sopan santun, dan empati kepada anak. Misalnya, membujuk anak untuk berbagi mainan dengan saudara kandung atau teman, akan membantu mereka memahami dinamika memperhatikan orang lain.Â
Kebiasaan ini akan memungkinkan anak untuk memahami orang lain dan memperlakukan mereka dengan baik. Ini adalah fondasi yang memungkinkan anak untuk bergaul dengan orang-orang di lingkungan mereka dengan mudah dan percaya diri.
Komunikasi
Komunikasi yang terdiri atas mendengarkan dan bercakap-cakap adalah keterampilan yang anak-anak kembangkan sejak dini dalam kehidupan mereka. Komunikasi pertama bayi dimulai dengan menangis untuk memperoleh makanan, keinginan tidur atau kenyamanan.
Bayi baru lahir mulai belajar berkomunikasi dengan mengenal suara dari lingkungan mereka seperti suara ibu, gerakan atau ekspresi wajah. Mereka belajar berkomunikasi dengan belajar menyapa, bergiliran saat berbicara atau bahkan meniru situasi seperti menertawakan lelucon, berbagi mainan, dll.
Kuncinya adalah melibatkan mereka berinteraksi dan kegiatan lain yang mendorong terjadinya komunikasi. Atur teman bermain atau kelas aktivitas yang akan membantu anak bertemu dan berinteraksi dengan anak-anak lain sebaya mereka.
Beberapa gagasan untuk mengembangkan bakat anak dalam komunikasi bisa berupa :
* Minta dia menjelaskan kegiatan mereka hari ini kepada Anda dan memberi tahu mereka tentang kegiatan yang telah Anda lakukan.
* Bicaralah dengannya tentang buku yang dia baca, atau acara televisi yang di tonton
Menciptakan situasi seperti ini bagi anak akan membantu mengembangkan kosakata dan kemampuan komunikasinya. Ini juga akan membantu menangani masalah sosial akibat adanya perasaan malu atau cemas yang timbul ketika anak berada di lingkungan baru ( di sekolah atau kelak ditempat kerja) .
Empati
Bila anak diajari berempati sejak dini, mereka akan menjadi orang dewasa yang biasa berempati. Anak yang empatik terbiasa untuk bersikap baik, hormat, dan pengertian terhadap semua orang. Tanda-tanda empati pada anak bisa diketahui sejak usia 8-10 bulan. Empati bukanlah sifat yang dimiliki setiap orang sejak lahir tetapi dapat dibina oleh orang tua, pengasuh, dan guru.
Misalnya, menangis jika orang lain kesakitan atau berbelas kasih ketika orang lain kesal adalah dasar-dasar bersikap empatik. Anak-anak dengan kemampuan berempati pada usia yang sangat dini dapat dibina menjadi individu yang berempati. Orang tua bisa menjadi panutan mereka dengan memahami perasaan mereka.
Jika Anda memberi seseorang bahu Anda untuk menangis, pasti anak Anda akan mengikuti cara Anda ketika seseorang bersedih. Evaluasi perasaan dengan anak Anda untuk memahami bagaimana mereka memandang suatu situasi dan kemudian membimbing mereka kearah yang baik.