Rencana atau wacana realisasi pelabelan khusus kandungan gula pada produk kemasan baik makanan maupun minuman tidak terlepas dari upaya pemerintah yang memuat himbauan penting yang jelas, lebih sederhana, dan mudah dipahami oleh masyarakat.
Selama ini, alih-alih membaca label nutrisi yang menunjukkan komposisi, keamanan, dan kualitas produk tapi ternyata masih ada sebagian masyarakat yang mengabaikannya. Beberapa faktor yang membuat seseorang mengambil keputusan untuk mengonsumsi pangan yang mengandung gula tidak terlepas dari minat baca, pengaruh iklan, pengalaman orang terdekat, dan masih banyak lagi.
Agar upaya tersebut sesuai bidikan, maka sebaiknya diimbangi dengan strategi lain seperti edukasi tentang bahaya konsumsi gula berlebih melalui iklan layanan masyarakat, baliho, pamflet, banner, dan sebagainya. Ibarat kata, edukasi ini sama pentingnya mengenai informasi tentang bahaya merokok.
Apapun saluran yang mudah dijamah oleh masyarakat, di situ terselip iklan. Hal demikian menjadi satu upaya mengimbangi masifnya iklan produk kemasan yang mengandung gula yang kian "menarik perhatian" konsumen.
Banyak sekali pola promosi yang menggunakan influencer sebagai strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan produk. Semisal pada iklan produk susu yang menghadirkan sesama orang tua yang memiliki pengalaman serupa membuat pesan dan nasihatnya menjadi lebih dapat dipercaya. Sudah tidak terhitung jari sepertinya tayangan iklan semacam ini.
Belum lagi dengan penegasan diperkaya dengan vitamin, mineral, dan zat gizi mikro lainnya. Membantu memperkuat pertumbuhan, sistem kekebalan, dan perkembangan kognitif. Orang tua mana yang tidak "tergiur"?
Sehingga melalui iklan yang gencar diharapkan masyarakat menaruh sikap kehati-hatian pada produk kemasan yang mengandung gula. Edukasi tentang gula sangatlah penting untuk memberikan pemahaman komprehensif masyarakat sehingga dapat memastikannya dalam jumlah yang sehat.
Merangsang Reformulasi Produk oleh IndustriÂ
Saya sengaja melakukan pengecekan kandungan gula pada beberapa produk kemasan seperti (1) susu kotak (ultra), (2) ion water, (3) teh kemasan botol, (4) mie instan, (5) susu kental manis, dan (6) kopi instan serbuk.
Alhasil, sebagian besar produk bertuliskan tanpa pemanis buatan, tanpa pengawet, dan tanpa pewarna sintetik. Seperti yang kita ketahui bahwa pemanis buatan, pengawet, dan pewarna sintetik merupakan tiga komponen yang sebaiknya hindari.
Akan tetapi, ternyata masih ada produk yang menggunakan pewarna sintetik dan tidak menjelaskan jenis gula yang dipakai. Meskipun produk tersebut familiar di tengah masyarakat dan lolos uji serta sesuai standar baku BPOM, alangkah baiknya komponen tersebut bisa digantikan oleh pewarna alami yang jauh lebih aman dan minim risiko mengingat konsumen bukan hanya orang dewasa tetapi juga anak-anak.