Pada rentang usia prasekolah, mayoritas anak ada yang sudah bersekolah pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) meliputi Kelompok Bermain atau PG, TK, dan sejenisnya.
Pada usia prasekolah, anak mulai mengembangkan rasa ingin tahunya dan mampu berkomunikasi lebih baik. Melalui permainan, anak dapat belajar dan mengembangkan hubungannya dalam interaksi sosial.
Periode usia prasekolah membantu mempersiapkan anak untuk "sukses" di sebuah sekolah. Tentunya ditunjang dengan berbagai hal yang menunjang kesiapannya masuk SD misalnya. Karena ia kelak akan menghadapi setumpuk buku-buku, dimana buku pertama yang akan dibaca adalah buku-buku pelajaran.
Hal inilah yang menjadi salah satu faktor kunci pentingnya melatih fokus dan konsentrasi pada anak usia prasekolah. Agar anak terbiasa melakukan segala sesuatu dengan penuh kesadaran dan terkoneksi dengan baik.
Tanda-tanda Masalah Fokus dan Konsentrasi pada Anak
Berkaitan dengan fokus dan konsentrasi pada anak, anak usia balita memiliki rentang atensi atau perhatian yang belum terlalu panjang. Dikutip dari laman halodoc.com, rentang kemampuan konsentrasi ideal anak usia 2 tahun adalah 4 hingga 6 menit, usia 4 tahun adalah 8 hingga 12 menit, dan usia 6 tahun adalah 12 hingga 18 menit.
Dalam kegiatan bermain pun anak membutuhkan kemampuan fokus yang tinggi agar bisa mengarah pada satu objek tertentu dengan sepenuhnya tanpa jeda. Demikian pula, anak juga harus dilatih untuk berkonsentrasi agar bisa mengatasi dan memecahkan suatu persoalan yang ia temui baik saat bermain maupun mengerjakan tugas.
Adapun beberapa tanda masalah atau gangguan fokus dan konsentrasi pada anak, diantaranya (1) cepat bosan, (2) sering beralih dari satu mainan ke mainan lain, (3) sulit duduk tenang, (4) mudah teralihkan perhatiannya (mudah terdistraksi), (5) sulit tuntas melakukan suatu tugas, (6) terlihat seolah tidak mendengar saat diajak bicara, dan sebagainya.
Jika kita dapati anak mengalami beberapa tanda tersebut di atas atau kondisi gangguan belajar, maka:
Pertama, redam kekesalan orangtua. Jika orangtua sudah terlanjur memarahi anak, maka pada situasi yang sudah tenang sebaiknya segera meminta maaf kepada anak. Hal demikian agar anak tidak memiliki luka batin pasca dimarahi.