Inilah pentingnya orang tua mengupayakan stimulasi pengganti screen time pada anak agar tumbuh kembangnya optimal.
Adapun piranti atau media stimulan tersebut bisa berupa berbagai koleksi buku ensiklopedia anak, aneka warna plastisin (playdough), satu set alat mewarnai dengan cat air, worksheet membaca menulis dan berhitung (calistung), kertas origami, lem kertas, manik-manik untuk meronce, gunting anak, puzzle, dan masih banyak lagi.
Anak-anak senang membuat sesuatu sehingga orang tua sebelumnya bisa mengajarinya terlebih dahulu barulah kemudian biarkan anak berkreasi sendiri. Dengan demikian diharapkan anak sibuk eksplorasi diri dan bisa lupa dengan screen time agar tidak ada yang namanya istilah adiksi atau kecanduan pada gawai.
3. Mendiskusikan jadwal aktivitas harian anak.
Pada situasi yang tenang, inilah saat yang tepat untuk mengomunikasikan tentang penggunaan gawai (atau piranti screen time lainnya) pada orang tua sebagai keperluan dan kepentingan pekerjaan.
Pada bagian ini pula berlaku penerapan kedisiplinan waktu pada anak. Oleh sebab itu, sebaiknya orang tua mengalihkan anak pada aktivitas lain yang bernilai positif seperti membaca buku, berenang, bermain di playground atau taman, dan sebagainya.
Misalnya, orang tua mewajibkan aktivitas harian yaitu mewarnai pada anak balita berusia 3-5 tahun dalam rentang waktu 10 -- 30 menit sesuaikan dengan situasi dan kondisi. Hindari rasa bosan mendera anak hingga justru membuatnya rewel.
4. Menjadi teladan (role model) bagi anak.
Ayah dan Bunda, anak banyak belajar dari apa yang dia lihat dan amati setiap harinya. Maka, upayakan setiap aktivitas yang kita lakukan memberikan pengaruh positif pada anak.
Pertama, fokuskan screen time hanya sebagai media bekerja dan belajar. Adapun misalnya selingan game dan video hiburan sesekali bisa diakses asal dengan pengawasan dan durasi tidak bablas.
Kedua, menghindari atau meminimalisir pegang ponsel saat ngobrol dengan anak. Sebaiknya manfaatkan waktu tersebut sebagai momentum quality time yang mengasyikkan. Jika memungkinkan, ayah dan bunda bisa saling bergantian menemani anak bermain sembari bergantian menyelesaikan tugas pekerjaan masing-masing.