Pemberian makanan tambahan (PMT) di pos pelayanan terpadu (Posyandu) pada balita merupakan salah satu upaya penurunan prevalensi gizi kurang pada anak usia 6 -- 59 bulan. PMT ini bisa berupa kudapan atau camilan dan menu makan lengkap sesuai pedoman isi piringku. PMT penyuluhan pada umumnya menyasar semua balita yang rutin datang ke posyandu setiap bulan.
Menu PMT yang semakin beragam dan bernilai gizi tinggi di berbagai daerah tentunya menjadi sebuah kabar baik bagi masyarakat maupun pemerintah. Namun, di sisi lain, pada daerah tertentu masih saja ditemukan menu PMT yang "tidak mengenakkan" bahkan di perkotaan. Masih saja dijumpai menu PMT berupa camilan anak yang tidak mempertimbangkan aspek keamanan, kebersihan, serta nilai gizinya.
Berdasarkan pada pengalaman penulis saat menemani buah hati ke posyandu, salah satu menu PMT yang diberikan berupa susu kotak yang tanggal kedaluwarsanya kurang satu bulan. Bahkan penulis memperolehnya lebih dari dua kali, berturut-turut pada bulan berikutnya.
Tanggal kedaluwarsa yang tertera pada kemasan bukanlah penanda batas aman konsumsi. Melainkan satu tanda bahwa makanan atau minuman akan "lebih nikmat" jika dikonsumsi sebelum tanggal tersebut dengan mempertimbangkan kondisi fisik isi dan kemasan. Sebaiknya, digunakan beberapa bulan sebelum kedaluwarsa serta kemasan dalam kondisi baik dan utuh, bukan lantas mepet kurang satu bulan.
Selain itu, makanan tidak sehat untuk para balita seperti sosis siap makan, susu kotak bergula, biskuit, agar-agar yang tinggi gula menjadi menu PMT langganan. Makanan olahan dan kemasan memang diakui kepraktisannya namun perlu ditinjau ulang nilai gizi dan keamanan dalam mengonsumsinya.
Di mana nilai edukasinya?
Edukasi ini meliputi pemahaman tim pelaksana posyandu balita tentang jenis makanan dan minuman yang aman, higienis, dan bergizi pada menu PMT. Hal ini juga sebagai upaya mengurangi risiko penyakit setelah mengonsumsinya.
Pertama, PMT yang aman berarti makanan tidak mengandung bahan pengawet atau pewarna buatan. Selain itu kandungan gula, garam, dan lemak (GGL) pada makanan aman dan sesuai takaran.
Kedua, PMT yang higienis berarti makanan terjaga kebersihannya selama proses pengolahan hingga penyajian. Sehingga makanan tidak mengandung virus atau bakteri (kuman) sumber penyakit.