4. Memiliki kemampuan membaca teks berita dengan intonasi dan ekspresi yang tepat.
Kelemahan presenter AI :
1. Terkendala pada umpan balik audiensi berupa reaksi yang memungkinkan tidak sesuai. Dengan demikian dioptimalkan melalui kemampuan umpan balik implisit sistem.
2. Jika diamati lebih mendalam, presenter AI memiliki gestur dan mimik wajah yang cenderung tidak natural, kurang luwes atau kaku, gerak bibir belum tepat, dan mati gaya sehingga tidak lazim bagi seorang presenter layar kaca yang biasanya ekspresif.
3. Jika presenter AI menggantikan semua presenter manusia, maka rawan dengan edukasi yang tidak tepat. Presenter AI adalah presenter maya atau virtual yang membacakan berita bukan membawakan berita layaknya presenter manusia.
4. Memiliki emosi yang cenderung datar sehingga inilah letak pembeda para audiens dalam menaruh ketertarikan pada presenter manusia.
5. Adanya misinformasi dan disinformasi yang "subur" karena AI sangat bagus dalam membuat "berita palsu". Cara mencegahnya yakni dengan melakukan pengumpulan dan pengolahan data yang akurat.
6. Tidak bisa memaknai konten atau pesan baik atau buruk. Bahkan berita menjadi bias karena dipasok data dan informasi tertentu sesuai keinginan pengembangnya. Sehingga arus informasi harus dikontrol media arus utama yang memiliki protokol ketat dalam disiplin verifikasi.
Presenter AI punya hati nurani?
Tahukan Anda bahwa semakin canggihnya teknologi masa kini hingga robot pun dibuatkan brain atau otak agar memiliki "sense of human"?
Hal demikian memungkinkan robot untuk bisa memahami dan berinteraksi dengan "baik" melalui rasa empati, simpati, sopan santun, dan tata krama. Suatu sifat yang seharusnya dimiliki oleh setiap manusia tanpa memandang ras, agama, gender, atau status sosial dan kini dimiliki oleh robot.