Mohon tunggu...
Khusnul Kholifah
Khusnul Kholifah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dan Pendidik

Pencinta literasi sains, parenting, dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Yuk! Sapih Gawai pada Anak melalui Kegiatan Bermain Puzzle

6 Februari 2024   22:51 Diperbarui: 11 Februari 2024   00:47 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puzzle terdiri dari 100 keping (Dokumentasi pribadi)

Kedua, memilih puzzle sesuai dengan jenjang usia, jumlah potongan, dan tingkat kesulitannya. 

Ketiga, memperhatikan jumlah, ukuran, dan bentuk kepingan puzzle misalnya yang sesuai dengan karakter favorit anak. 

Keempat, senantiasa mendampingi dan memantau ketika anak sedang bermain puzzle.

Adanya pengawasan dari orangtua atau pengasuh terhadap anak dapat meminimalisir terjadinya kepingan puzzle yang termakan terutama pada anak di bawah usia 2 tahun. 

Selain itu, dengan menemani anak, akan menghindarkan anak mengalami stres karena menemukan kesulitan saat bermain. Sesekali orangtua bisa membantu dan mengarahkan anak dalam bermain puzzle.

Keberadaan permainan puzzle dapat menjadi alternatif dalam menyapih anak dari gawai. Oleh sebab itu, berikut penulis sampaikan 4 kemampuan atau skill dasar pada anak yang dapat terasah dalam permainan puzzle.

1. Kemampuan fisik, meliputi kemampuan anak untuk mengoordinasikan mata dan tangan, mengangkat kepingan puzzle, hingga menyusunnya menjadi bentuk utuh.

2. Kemampuan kognitif, meliputi kemampuan anak untuk mengasah daya ingatnya dalam menyusun puzzle menjadi bentuk sempurna.

3. Kemampuan emosional, meliputi kemampuan anak untuk tetap tenang, bersabar, dan berkonsentrasi dalam menyelesaikan kepingan puzzle.

4. Kemampuan sosial, meliputi kemampuan anak untuk belajar bersosialisasi melalui kegiatan bermain puzzle secara bersama-sama dengan teman sebayanya sehingga terjalin komunikasi, kerja sama dan interaksi yang baik.

Jika sebuah teori menyatakan bahwa mencegah demensia atau pikun pada lansia bisa dengan terapi puzzle, maka sama halnya untuk anak-anak. Untuk melatih daya ingat, biarkan anak mencobanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun