Dikutip dari sumber instagram vijiclinic, VIJI terapis, perkembangan bermain puzzle pada jumlah keping berdasarkan usia sebagai berikut:
- 0-1 tahun 3 keping
- 1 tahun 3-8 keping
- 2 tahun 5-16 keping
- 3 tahun 8-24 keping
- 4 tahun 30-48 keping
- 5 tahun 60-80 keping
- 6 tahun >100 keping
Teringat penulis pertama kali membelikan beberapa macam puzzle berbahan kayu untuk si kecil pada usia 18 bulan (1,5 tahun) seharga Rp5.000 - Rp50.000 di salah satu lokapasar. Bentuk kepingan atau bagian puzzle tersebut meliputi geometri, buah-buahan, alat tranportasi, binatang, dan sebagainya.
Beberapa waktu kemudian ayah si kecil juga membelikan puzzle sejumlah 100 keping dengan keterangan pada kemasan untuk anak usia di atas 5 tahun. Jadi, penulis belum memberikannya kepada si kecil dengan alasan kemampuan di usianya yang baru menginjak 4 tahun.
Beberapa kali si kecil penasaran membuka kemasan puzzle tersebut dan mencoba menyusunnya. Namun, yang didapati raut wajahnya yang menggerutu tanda dia berada dalam kesulitan menyusun kepingan yang berjumlah 100 biji.
Suatu waktu puzzle 100 keping sempat tersusun utuh namun orangtuanya yang menyelesaikan. Jadi saya berkesimpulan, nampaknya tidak usah berburu-buru menambah jumlah kepingan dalam melatih anak bermain puzzle. Biarkan anak menikmati proses penyusunan keping demi keping sesuai kemampuannya.
Aktivitas bermain puzzle si kecil juga didukung ketika di sekolah. Beberapa kali ibu gurunya menyelipkan kegiatan bermain puzzle baik secara individu maupun berkelompok.
Puzzle sebagai mainan edukasi anak
Dalam mengenalkan permainan puzzle pada anak, sebaiknya orangtua memperhatikan beberapa hal.Â
Pertama, memilih puzzle dengan bahan yang ramah lingkungan dan ramah anak.Â