Apabila perlakuan pada jahitan pasca operasi tidak dijaga dengan baik maka berimbas pada penyembuhan luka yang memakan waktu lebih lama.
Tak jarang ibu tiba-tiba menangis tanpa alasan yang jelas, mudah marah, susah tidur, malas makan bahkan mandi pun ogah. Begitulah "pernak-pernik" perilaku baby blues yang sering dialami wanita.Â
Dampaknya akan memengaruhi segala aktivitas pasca melahirkan. Bayi juga ikut-ikutan menangis terlalu lama dan mengalami gangguan tidur sehingga berdampak pada kondisi kesehatannya yang menjadi rentan sakit. Maka kondisi akan semakin karut marut. Jangan sampai hal demikian terjadi.
Oleh sebab itu, dibutuhkan upaya pencegahan dan penangkal baby blues agar tidak berkepanjangan terjadi pada para ibu berupa asupan-asupan utama yang tidak boleh terlewatkan, meliputi: (1) Asupan Fisik, (2) Asupan Psikis, (3) Asupan Finansial, dan (4) Asupan Literasi.
Asupan Fisik
Asupan fisik meliputi asupan gizi dan nutrisi, olahraga rutin, dan istirahat cukup. Ibu harus memperhatikan pola makan yang baik karena bukan hanya berimbas pada kesehatannya tetapi juga bayi. Merawat bayi yang baru lahir pun membutuhkan banyak energi. Ibu harus makan teratur dan istirahat cukup.
Pada kondisi baby blues, munculnya perasaan sedih bisa dipicu karena kurang tidur, kelelahan dan kewalahan mengurus bayi. Hal demikian berimbas pada penurunan berat badan, produktivitas ASI, hingga kesehatan ibu dan bayi.
Kadang pula ada ibu yang mengurus bayinya seorang diri lantaran tinggal di perantauan bersama suami. Maka, diharapkan ayah dan ibu bisa membagi waktu dengan baik untuk bekerja sama mengurus buah hari di tengah kesibukan pekerjaan.
Asupan Psikis
Asupan psikis meliputi kasih sayang dan perhatian orang-orang terdekat bahkan lingkungan sosial. Dalam asupan psikis ini menjurus pada kesehatan mental sang ibu yang ditunjang dengan lingkungan masyarakat yang memiliki kepekaan sosial yang tinggi.
Peran ayah menjadi peran sentral karena menjadi support system utama pasangan. Seorang ayah diharapkan memiliki kepekaan tinggi terhadap ibu. Mengetahui kapan waktunya berganti peran dengan ibu untuk bergantian "momong" buah hati. Jeda istirahat sang ibu bisa merileksasi pikirannya sehingga merasa senang karena diperhatikan.