Mengenai kekhawatiran pak Presiden itu, saya sudah perintahkan kepada saudara Fadli Zon, Arief Poyuono, Sufmi Dasco, dan Dahnil Anzar Simanjuntak, serta seluruh patron klien politik pendukung kami untuk berkomitmen bantu pemerintah secara penuh tanpa ada garansi politik apapun.
Jokowi :
Lha buktinya, itu pak Fadli Zon masih saja nyinyir berkomentar miring, tadi saya minta pak Moeldoko menemui beliau untuk menanyakan maksud yang diingingkan pak Fadli Zon. Jangan sampai masyarakat menilai antara saya dengan pak Prabowo sedang ada masalah, kasian masyarakat dibuat bingung menafsirkan maksud pernyataan pak Fadli Zon itu.
Prabowo :
Siap pak Presiden, nanti saya akan panggil pak Fadli Zon dan minta klarifikasi maksud dan tujuan pernyataan beliau tersebut. Tapi bisa jadi, yang disampaikan itu mewakili peran dan posisinya sebagai anggota legislative.
Erick Thohir :
Iya pak Prabowo, saya juga kecipratan nyinyiran pak Fadli Zon, dengan membandingkan soal pengawasan BUMN dengan Kementerian BUMN era ibu Rini Soemarno. Saya kan jadi nggak enak dengan beliau dan ibu Megawati.
Satu lagi, ketika saya mencopot direktur garuda, beliau menyatakan kasus ini terungkap bukan atas pekerjaan KemenBUMN melainkan oleh jajaran Bea Cukai. Ini kan istilahnya “kerbau punya susu, Sapi punya nama” jadinya. Buat saya sih nggak masalah pak? lha wong saya kerja ini niatannya ibadah demi kemajuan bangsa.
Prabowo :
Oke pak Erick, terima kasih untuk penjelasannya, nanti saya akan bicarakan dengan pak Fadli Zon soal ini. Saya justru mau bertanya sama pak Erick tentang langkah BUMN untuk menjawab kekhatiran pak Presiden, ingin memastikan negara mampu menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat yang terdampak kasus COVID-19 ini.
Minimal masyarakat terbebas atau terkurangi beban bayar listrik, air, gas, jaminan kesehatan, stok pangan aman selama 1 tahun ke depan, harga sembako tetap stabil, hingga harga BBM yang memungkinkan bisa diturunkan.